Kerja sebagai wartawan, sebagai reporter bukanlah pekerjaan yang ringan. Karena setelah bercapek-capek meliput berita di luar kantor, di lapangan, harus segera pula menuangkan hasil liputan itu menjadi berita. Bila data-data yang diperlukan masih kurang, harus mencari data-data itu di perpustakaan kantor, atau mewawancara nara sumber via telepon. Karena itu sangat jarang seorang wartawan, seorang reporter pulang ke rumah di sore hari, rata-rata mereka pulang dari kantor redaksi tempat bekerja selepas waktu isak. Dan ketika sampai rumah tentu harus santai, rileks, sebelum akhirnya beranjak tidur. Dan begitu pula rutinitas yang dilakukan oleh Dini setiap hari sejak ia bekerja sebagai reporter.
Tapi malam ini berbeda. Demi membantu keluarganya Mas Danang dari keruntuhan, begitu sampai rumah—belum lagi mengganti baju kerja dengan baju santai untuk di rumah—Dini langsung menghidupkan PC, Personal Computer di ruang kerjanya, ruang kerja yang sekaligus menjadi kamar tidurnya. Dini menulis surat untuk Mas Danang. Dini berharap, semoga dengan surat yang ditulisnya ini hati Mas Danang luluh, lalu ia mau balik ke Indonesia, untuk menyelamatkan hidup dan kehidupan keluarganya yang sedang dilanda prahara yang dahsyat.
***
Danang sedang sibuk bekerja melukis kaligrafi di ruang kerjanya yang nyaman, ketika seorang office boy menghampirinya, lalu menyerahkan sepucuk surat. Setelah Danang menerima surat itu dan mengucapkan terima kasih, office boy itu berlalu dan Danang segera membaca pengirim surat itu: dari Dini. Dini berkirim surat lagi, ada berita penting apa lagi nih? dalam batin Danang bertanya-tanya. Masih hangat dalam ingatannya, Dinilah yang memberi tahu padanya via surat, perihal tentang meninggalnya Novi. Kali ini berita penting tentang apa, ya? batin Danang terus bertanya-tanya. Ia penasaran. Tapi rasa pensaran itu ia simpan rapat-rapat dulu di hati. Tatkala jam istirahat tiba, sebelum meninggalkan ruang kerjanya, Danang membaca dulu surat dari Dini itu.
Assalamualaikum Wr.Wb.
Mas Danang yang baik hati
Ketika aku meliput berita di Penjara Sukamiskin sore tadi, secara tidak sengaja aku
berkenalan dengan Ibundamu, Bunda Tika—Kartika Kurniawati. Dan kepadaku Bunda Tika
menceritakan semua liku-liku hidupmu, juga semua liku-liku hidup dan kehidupan
keluargamu.
Mas Danang yang perkasa
Aku kagum Mas dengan perjuanganmu; meski kamu disia-siakan, bakan diusir dari rumah
oleh Ayahmu, kamu bisa meraih prestasi yang gemilang, hingga sekarang kamu bisa meraih