Setelah pernikahan selesai Hasna dibawa oleh suaminya untuk tinggal dirumahnya sendiri, sampai didepan rumahnya Hasna tidak percaya jika rumahnya semewah ini seperti layaknya istana saja.
"Keluar." perintah Reynand padanya yang sudah keluar dari mobilnya.
"Mas boleh tolong bawain koperku gak mas." tanya Hasna yang sudah mengambil kopernya di bagasi mobil milik suaminya.
"Buat apa ada tangan kamu kalo tidak dimanfaatkan." sindir Reynand membuat Hasna menundukkan kepalanya baru saja menikah suaminya sudah bersikap seperti ini, apalagi nanti lebih baik ia bawa sendiri kopernya dari pada ia tambah marah Hasna menggeret kopernya untuk masuk ke dalam rumahnya sampai didalam dhifa teriak memanggilnya.
"Mamah." teriak dhifa padanya langsung saja ia memeluk mamahnya dengan erat sampai dia kewalahan membawa kopernya dan juga memeluk anaknya, iya Sekarang mereka sudah menjadi anaknya Hasna ia harus bersabar menghadapi sikap anaknya dan juga suaminya.
"Mamah tinggal di rumah ini juga kan."
"Iya dong."
"Horeee sekarang aku punya mamah, aku juga gak bakal di ledekin lagi kalo aku gak punya mamah." lirih dhifa.
"Maafkan papah nak gara-gara papah kamu diledekin teman-temanmu." batin Reynand melihat nya kasihan karena anaknya selalu dikucilkan oleh teman-temannya.
"Memangnya siapa yang ledekin kamu." Hasna mengangkatkan kedua alisnya.
"Teman-teman ku mah mereka selalu meledekku kalo aku ini gak punya mamah dari kecil." ujar dhifa meneteskan air mata dipipinya.