Dia jodohku?

Juliana
Chapter #1

1. Pria menyebalkan

'Kring... kring...' suara alarm dari benda pipih segi empat berwarna putih berlogo apel digigit itu mulai berkedip dan bergetar menunjukan angka 06.30 sepasang tangan terulur mencoba meraihnya.

Dari balik selimut, menyembul kepala dengan rambut panjang yang terlihat acak-acakan. Sesekali Gadis itu menguap lebar dan mengucek kedua matanya.

"Selamat pagi dunia, Selamat menikmati hari tanpa adanya notif spesial dan penyemangat, Mentari".

Tubuhnya ia regangkan kemudian berjalan ke arah jendela sambil menyibakkan tirai, matanya menutup seolah menikmati sapuan dinginnya angin pagi yang menerpa wajahnya.

Ia berdiri didepan cermin dengan wajah masam.

"Lihatlah mata panda itu, pantas saja kau jomblo dan tidak ada yang menyukaimu" cibirnya sambil meraih handuk motif beruang yang tergantung di balik pintu kamarnya.

Kakinya kemudian melangkah masuk ke dalam kamar mandi, 15 menit melakukan ritual mandinya, kemudian ia segera bersiap dan keluar dari kamar berjalan menuju dapur.

"Tan, jangan lupa jemput di rumah ya, biasa"

"Seriusan gabisa?"

"Ya uda deh, Baii"

Sambil menghela nafas kasar, Mentari segera melangkah keluar mengurungkan niatnya yang akan sarapan.

Ratusan pasang mata melirik sosok gadis yang berlarian disepanjang jalan sambil sesekali mengucap kata maaf.

"Misi, misi, misi" tubuhnya menyelip diantara kerumunan orang-orang yang berlalu lalang dijalan.

"Telat 1 menit potong gaji Rp100.000, karna resdir baru tidak menyukai karyawan yang kurang disiplin. Ingat itu baik-baik" ingatannya kembali melayang terhadap perkataan bosnya minggu lalu.

" Tuhan tolong kirimkan padaku jodoh yang kaya, baik hati, sopan, tampan dan juga berperikemanusiaan. Hamba tidak kuat jika tiap saat harus lari-larian seperti ini, bisa-bisa betis hamba bengkak seperti pemain bola" jarinya sesekali menyeka keringat yang membasahi dahinya.

****

"Saya minta maaf pak, tadi saya ketinggalan bus makanya telat, saya janji tidak akan telat lagi" tangannya Iya rapatkan dan memasang wajah memelas mencoba merayu sang atasan yang terlihat murka.

"Mentari, kamu itu bukan karyawan baru lagi. Jelas-jelas kemarin saya katakan bahwa presiden sangat membenci karyawan yang tidak disiplin, untung presdir belum sampai, lain kali aku akan langsung memotong gajimu jika terulang lagi" mendengar itu seketika wajah Mentari bersinar dan langsung bergegas menuju meja kerjanya.

"Kenapa telat?" Mentari melirik pria disampingnya dan menelungkupkan kedua wajahnya diatas meja.

"Tania ada kerjaan, jadinya harus naik bus kesini, taunya dijalan malah kena sial, makanya jadi ketinggalan bus, mana jarak halte kesini jauh lagi" 

Lihat selengkapnya