Dia jodohku?

Juliana
Chapter #2

2. Kita bertemu lagi

Mentari memijit pelipisnya yang berdenyut, pipinya sedikit memerah karena terlalu banyak memakan eskrim.

"Tar, kamu ada masalah? dari kemarin betah banget ngemilin eskrim".

Mentari menggeleng pelan, menghindari tatapan Tania yang seolah menyelidik.

"Hei, kita itu udah temenan sejak jaman orok, jahat banget jadi temen main rahasian segala, noh si Jon aja sedih gegara dicuekin ayang haha." Tania terkikik geli melihat Jon yang terlihat kikuk mendengar perkataannya.

Mentari mencubit lengan Tania pelan, matanya kembali fokus kelayar komputernya yang masih menyala.

Saking sibuknya mengerjakan laporan desain pemasaran, ia tidak menyadari sepasang mata yang selalu memperhatikannya sedari tadi.

"Tan, nih laporannya udah finish, gue kirim ke kamu ya." Setelah mengirimkan laporan, ia membuka ponsel pintarnya dan mengetik beberapa kali.

"Ga kerasa udah jam makan siang aja," sedari tadi perut Mentari sudah berbunyi, dirinya sudah. dua hari melewatkan sarapan karena rentetan kejadian yang menimpanya.

"Tan, kantin ayo, laper nih," Mentari menggeser kursinya kearah meja Tania yang masih berkutat diantara ratusan kertas dokumen miliknya.

"Kamu bareng Jon dulu ya, si botak udah ngebet banget minta dokumen keuangan bulan ini." Tania mencubit pipi Mentari pelan dan kembali fokus kedepan.

"Ihh jahat bener jadi temen." Mentari kembali kemeja kerjanya dan melirik Jonatan yang berkutat dengan layar komputernya.

"Sibuk juga?" Tanya Mentari dan menyenderkan kepalanya dibahu pria itu, hanya helaan nafas yang ia dengar.

"Kamu laper?" Tanya Jonatan kembali.

Mentari mengangguk pelan dan tersenyum lebar, Jonatan dengan cepat segera menutup jendela komouternya dan meraih jemari Mentari.

"Ayo, kerjaan aku udah kelar." keduanya berlalu pergi setelah berpamitan kearah Tania.

Memasuki pintu kantin, Mentari dan Jonatan sesekali tersenyum membalas sapaan karyawan lain kepada mereka.

"Jon, tanggal berapa nih?"

"Clbk ni ceritanya."

"Kiw kiw, bikin orang iri aja."

Banyak kata-kata godaan yang dilemparkan kearah mereka, namun hanya senyum dan jawaban sederhana yang mereka berikan.

"Selamat siang pak." mendengar itu, Mentari segera menunduk saat matanya tidak sengaja bersiborok dengan mata sang presdir yang berjalan melewati mereka.

"Ada apa?" Tanya Jonatan yang sibuk membaca menu di kantin.

Mentari menggeleng perlahan dan kemudian mulai memedan.

"Kita duduk disana, mau?" Melirik sekilas, Mentari mengikuti arah meja yang dimaksud pria itu, lalu mengangguk.

"Jon, kamu gapapa sama omongan karyawan lain sama kita?" Jonatan menatap Mentari dengan senyum lembutnya

"Akulah yang harus menanyakan itu padamu Tar."

Mentari tersenyum masam, dirinya merasa bersalah akan respon pria itu padanya.

Dia dan Jonatan adalah kekasih saat kuliah dulu, namun harus berakhir karena kesibukan masing-masing. Tapi dua tahun lalu mereka bertemu lagi di perusahaan tempat mereka bekerja sekarang.

"Kapan kau mengenalkanku pada kekasih bule mu, bukankah kita teman, jangan coba menyembunyikan apapun dariku yaa," dengan cepat Mentari mencoba mencairkan suasana yang tiba-tiba terasa sedikit canggung.

"Kami sudah berakhir dua bulan lalu."

Jonatan menggeser nasi goreng yang baru saja tiba ke arah gadis itu. Ia terlihat mengaduk minuman yang ia pesan.

"Hah, kok bisa?"

"Kami tidak cocok, mungkin," jawabnya pelan seolah kurang yakin.

Lihat selengkapnya