Blurb
Di antara gemuruh sungai dan sunyi bebatuan, Pramita berdiri memandang air yang tak henti mengalir, seperti hidupnya, seperti luka-lukanya yang enggan reda.
Ia bukan sedang mencari jalan keluar. Ia sedang belajar menerima bahwa tidak semua luka harus sembuh, tidak semua keputusan harus dimenangkan.
Catatan ini adalah kisah tentang keberanian yang tak bersuara, tentang seorang perempuan yang tak ingin ditentukan oleh masa lalu, namun juga belum sepenuhnya siap melangkah ke depan. Di ambang titian, ia mempertanyakan kembali makna pulang, arti kehilangan, dan kekuatan untuk bertahan.