Blurb
Kata orang, menikah dengan sahabat sendiri itu mengasyikkan. Tak perlu banyak mencari tahu, kau sudah kenal betul siapa dia. Kau bisa menjadi diri sendiri tanpa khawatir dia akan merasa jijik atau kecewa. Kalau sedang bosan, kalian bisa berganti peran dari pasangan menjadi teman, dan melakukan banyak hal yang seru dan menyenangkan.
Vena dan Andre pun merupakan sepasang sahabat. Sewaktu kecil mereka sering pergi ke Sekolah Minggu bersama-sama, dan mereka bernaung di satu sekolah hingga SMP. Lalu, Andre menjadi mualaf menjelang masuk SMA, dan mereka tak lagi tahu kabar masing-masing.
Dua puluh tujuh tahun kemudian, mereka kembali bertemu dalam keadaan sendirian, tanpa pasangan. Cinta pun bersemi dengan hebatnya, karena Andre telah menaruh hati pada Vena sejak mereka remaja. Dua insan yang tak lagi muda itu lantas merajut kisah asmara di tengah rasa sesal telah membuang waktu begitu lama sebelum kembali bertemu.
Vena dan Andre bak menemukan apa yang selama ini hilang dan dicari. Mereka bahagia, bahkan Gracio, anak semata wayang Vena sangat menikmati kehadiran Andre sebagai pengganti ayahnya yang telah menghilang selama dua tahun dan telah menceraikan ibunya melalui sambungan telepon.
Tanpa terasa, dua tahun sudah Vena dan Andre menjalin hubungan. Mereka mulai membicarakan tentang pernikahan. Namun, perjalanan ke arah sana agaknya banyak menemukan kendala. Mereka berbeda, mereka sakit, dan mereka berada dalam kondisi kesulitan secara ekonomi. Akankah cinta Vena dan Andre bisa menemukan jalannya?