Dia Pergi

Dina Ivandrea
Chapter #24

Tangisan Momom

Oktober 2023

Hari Minggu. Aku baru selesai beribadah. Gerejaku dekat sekali dari rumah, hanya di ujung gang sebelah barat—gereja tua, pendetanya sudah meninggal. Tinggal istri yang menikah lagi, dan satu anak yang tak mau tinggal di pastori¹.

Baru selesai berganti baju setelah menyuapi Cio di rumah warung Ibu Usy—Cio masih main dengan Aca di warung—tiba-tiba ada sepeda motor berhenti di depan rumahku. Aku hafal milik siapa itu. 

Seperti biasa, orang itu membuka pintu tanpa mengetuknya. Di tangannya ada bungkusan plastik. Kurasa itu sayur dan lauk—tadi beliau menawarkannya padaku tetapi kutolak.

Hatiku ketar-ketir. Aku takut beliau membahas tentang Andre. Lututku bergetar. Keringat membasahi telapak tangan dan kaki.

"Cio mana? Tadi Momom udah siapin di meja malah ditinggal. Nih," katanya sambil memberikan bungkusan itu padaku.

Aku meletakkannya di meja dapur. Meja keramik warna putih—meja yang sama dengan meja tempatku menaruh semangkuk besar bubur panas, makanan pendamping ASI yang kerap Momom berikan untuk Gracio. Momom adalah satu dari sekian banyak orang yang banyak membantuku membesarkan anakku di tengah kekurangan dan penyesalan.

Momom menyingkapkan tirai anti nyamuk warna merah muda di pintu tengah. Beliau lantas duduk di tepi tempat tidur yang lebarnya sebatas kusen pintu. Aku gemetar. Tak salah lagi. Wanita bermata sipit berkulit kuning langsat itu pasti akan membahas tentang Andre. Kutarik napas dalam-dalam, lalu duduk di sisi kanannya, dekat arah dapur.

"Ven, itu siapa yang suka datang ke sini?"

Deg.

"Temanku," kujawab begitu.

"Istrinya mana?"

"Nggak ada. Udah cerai."

"Anaknya berapa?"

"Tiga.

"Rumahnya di mana?"

"Siantar."

"Hah? Siantar, Sumatra Utara?" Momom membelalakkan mata. "Berarti orang Sumatra?"

"Enggak. Dia orang Yogya. Cuma merantau ke sana, sampai berkeluarga."

Kuladeni terus pertanyaannya yang cepat dan singkat. Beliau menanyakan banyak hal, kecuali keyakinan Andre.

"Begini, Vena. Momom tidak keberatan Vena ada hubungan sama Andre. Momom tahu bagaimana nasibmu sejak menikah dengan Vino, seperti apa Vino, bagaimana kamu diperlakukan." Suara Momom terdengar lirih, seperti takut didengar oleh siapapun.

Lihat selengkapnya