Saat kau masih mengenakan gaun kuning yang gemerlap, kau nampak cantik. Rambutmu yang kadang kala kau ikat ke belakang, lalu membiarkan helaiannya beterbangan di keningmu, kau seolah bidadari.
Tak pernah lupa aku, saat kau membaca buku yang kuanggap bosan di pelataran alun-alun Yogyakarta, duduk di sana sejak sore hingga maghrib akan tiba.
Tas simpang kainmu seolah menyatu dengan gaunmu, kau gunakan itu untuk menaruh kacamata khusus membaca. Lalu kau sihir tas simpang kainmu dengan aroma cendana.
Sungguh hebat bila gadis semisterius kau bisa kudapatkan.
_____
Kita mulai terikat hangat saat bulan ketiga perkenalan. Saat bulan ketigalah kau ajak aku menginap di sebuah villa dekat danau indah, berada pada sebuah desa di Yogyakarta. Kau sangat suka pemandangannya, dan bilang ingin membangun rumah di tempat semacam itu.
Lalu kau ajak aku pergi ke alun-alun kota Yogyakarta untuk kali pertama. Kita sama-sama tak tahu banyak soal Yogyakarta, hanya mendengar gudeg, buku-buku indah, pelataran alun-alun, dan sebuah villa tepi danau.
Kita ke alun-alun tepat setelah membeli beberapa buku indah. Saat itu bulan oktober. Kita duduk di pelataran alun-alun, beralas rumput, memandang kesibukan Yogyakarta di bawah dua pohon yang tegap berdiri tinggi.
Sejuk, nyaman, berdebar.