Satu bulan telah berlalu, Fani menjalani hari-harinya dengan penuh indah akan kehadiran sosok Raka yang selalu saja mampu membuatnya tersenyum dan tersipu. Hari keduanya penuh warna, setelah satu bulan terlewati Fani dan Raka sebagai sepasang kekasih
Begitu juga dengan Bryan, yang satu bulan terakhir ini mampu mengejar mata pelajarannya yang tertinggal. Dan masalah teman, Bryan tidak pernah takut akan hal itu, karena dirinya telah bersahabat dengan Aldo, Raka, Farrel dan Leon.
Kelas yang awalnya ramai, kini mendadak hening saat pelajaran telah di mulai, dan tinggallah suara Guru yang menggema di kelas.
"Saya akan kasih tugas Biologi secara kelompok buat kalian," terang Buk Tiara selaku Guru Biologi yang tengah mengajar di kelas 12-C IPA. "Saya bagi ya, kelompoknya," lanjutnya.
"Kelompok satu, Bryan. Raka. Aldo. Leon. Farrel dan Clara. Kemudian kelompok dua Nafani. Kesha. Siska. Sarah. Oliv. dan Fia. Kelomok tiga (seterusnya)" Buk Tiara menata buku-bukunya. "Tugasnya adalah, mempresentasikan Bab tiga tentang penurunan silang, dengan hasil karya kelompok kalian masing-masing, dan disimpan ke dalam bentuk file. Besok harus sudah di kumpulkan," jelas Buk Tiara, kemudian pergi ke luar kelas karena jam mengajarnya telah selesai.
Setelah kepergian Buk Tiara, kelas kembali di buat ramai oleh anak-anak
"Pengumuman!" Teriak Bryan, hal itu membuat anak-anak yang awalnya ramai mulai terdiam.
"Siapa yang satu kelompok sama gue, nggak usah ngerjain, biar gue sendiri yang mengerjakan."
"Beneran Yan?" Tanya Aldo dengan mata yang berbinar.
Bryan tersenyum. "Oh, iya dong, Benar."
"Makasih ya Yan, lo baik banget sama kita," ucap Leon yang tak kalah senangnya. Bryan hanya mengangguk sambil tersenyum.
_
Terik matahari begitu menyengat, menandakan waktu telah siang. Bel pulang sekolah telah berbunyi, semua murid mulai berbondong-bondong keluar kelas dengan menenteng tasnya masing-masing.
Begitupun dengan Fani dan Kesha, yang sudah bersiap-siap untuk pulang
"Fan, lo pulang bareng siapa?" Kesha menjajarkan langkahnya dengan langkah Fani.
"Mungkin gue pulang bareng Farrel."
"Oh, yaudah, gue pulang dulu ya? Udah di tunggu supir gue, Dahhh." Kesha berpamitan sambil melambaikan tangan kanannya yang semakin jauh akibat langkahnya yang terus berjalan, meninggalkan Fani yang masih diam berdiri.
"Mau bareng siapa Fan?" Fani langsung menoleh ke belakang, saat suara bariton itu menggelegar begitu saja. Ternyata Raka.
Fani menjawab, "gue mau bareng sama Farrel, Rak."
Raka diam sesaat, hal itu membuat Fani tertawa kecil, seperti mengerti apa yang di pikirkan laki-laki itu.
"Tenang. Nggak usah cemburu kali Rak, dia kan, sahabat gue," terang Fani.
"Gue nggak cemburu kok!" Raka berusaha mengelak meskipun di dalam lubuk hatinya ia mengiyakan ucapan Fani itu.
"Benar?" Fani menggoda Raka, "yakin?" sambungnya.
"Iya, gue percaya kok sama kalian," bantah Raka untuk memastikan kalau dirinya baik-baik saja, tidak mersakan cemburu.
"Gue pulang dulu ya? Hati-hati."
Fani menatap ke sekeliling sekolah yang mulai sepi. Tiba-tiba matanya berbinar saat orang yang di tunggunya datang juga, meskipun tidak mengetahui akan kehadirannya
"Farrel," teriak Fani begitu saja.