Di puskesmas, tak terduga Rusmini bertemu dengan Martinah. Sang ibu yang dirindukannya. Martinah sendiri tengah pergi berobat karena kepalanya bocor kala jatuh dari sepeda. Hari itu, di waktu yang sama Rusmini pergi periksa, Martinah sedang kontrol jahitan di kepalanya. Kedua wanita itu berpelukan sambil menangis bak anak kecil.
Setelah Martinah dan Rusmini sama-sama selesai ditangani, Rusmini meminta izin agar dia boleh pulang ke Desa Dawan. Rusmini ingin menemani ibunya selama beberapa hari, jika diperbolehkan. Apabila tidak diizinkan, semalam pun cukup, tidak mengapa baginya.
Waluyo yang tengah senang, tentu mengiyakan. Dia berjanji akan menyusul membawa motor sewaan. Sementara Martinah dan Rusmini pulang ke Desa Dawan dengan andong lain yang mangkal di depan puskesmas. Waluyo tak lupa memberikan uang pada sang istri. Dia juga berpesan agar Martinah membuat acara syukuran kecil sebagai tanda syukur dan sedekah pada tetangga. Kabar kehamilan Rusmini hendaklah menjadi kabar bahagia untuk semuanya. Waluyo ingin orang-orang tahu, Rusmini tengah mengandung anaknya.
Martinah manggut-manggut, lalu dia menoleh pada putrinya yang tersenyum lebar. Rusmini menggandeng tangan ibunya karena terlampau senang.
Waluyo menghitung uang lagi, lalu menyorongkan beberapa lembar pada Martinah. Namun, uang itu ditepis oleh Rusmini. Rusmini rasa uang yang dia pegang saja cukup dan malah berlebih. Martinah pun mengangguk, berkata tidak ingin merepotkan Waluyo.
Martinah punya sedikit persediaan yang bisa dipakai untuk syukuran sederhana. Rusmini meyakinkan bahwa uangnya cukup. Lebih dari cukup.
Waluyo lantas mengantongi uangnya lagi. Dia mengelus pipi Rusmini sebelum berpisah di depan puskesmas. Waluyo memandangi andong yang ditumpangi Rusmini dan Martinah. Setelah andong para wanita itu tak terlihat, Waluyo lantas naik ke tumpangannya sendiri.
Alih-alih pulang, Waluyo justru minta diantar ke suatu tempat yang letaknya ada di dekat kantor kecamatan. Waluyo hendak menemui seseorang. Dia sudah janjian sehari sebelumnya, tetapi kondisi Waluyo belum memungkinkan keluar rumah dengan luka lebam-lebam di sekujur badan. Waluyo pun tak mau membuat Rusmini curiga dan makin banyak bertanya. Waluyo hendak membereskan sesuatu agar tidak mengganggu hidupnya lagi di kemudian hari.