Sebaik-baiknya manusia menutupi kebenaran, pada akhirnya kebenaran akan menemukan jalannya sendiri. Begitulah yang orang-orang sering katakan. Begitulah pula yang pernah Rusmini dengar dari sandiwara radio.
Malam itu, Rusmini diajak duduk oleh Jarwo. Pria itu menyuruh anak buahnya pergi. Dia juga meminta bawahannya untuk membawakan minum. Jarwo tidak tega melihat Rusmini yang pucat pasi. Jarwo tidak hendak menyakiti Rusmini karena tahu menantunya tidak bersalah. Rusmini adalah korban, sama seperti Jarwo yang juga tidak tahu sejak awal Waluyo telah merencanakan semuanya.
Jarwo menceritakan yang sejujurnya pada Rusmini. Jarwo mengulangi kejadian demi kejadian yang dia tahu, yang dia saksikan sendiri.
Mulanya, Waluyo berniat membantu Jarwo dalam bertugas menjadi komandan baru satu anggota regu garnisun yang berpos di dekat balai Desa Dawan. Waluyo berkata dia tidak meminta imbalan. Waluyo sedang tidak bekerja karena memang tidak pernah serius melakukan sesuatu sejak kecil. Jarwo tidak pula bisa menekan Waluyo untuk bekerja karena dia bukan anak kecil lagi.
Jarwo menutupi rapat rahasianya sendiri bahwa dia tidak terlalu mengenal sikap dan tindak-tanduk Waluyo ketika ibu Waluyo masih hidup. Jarwo menyerahkan semua pengasuhan Waluyo pada istrinya.
Jarwo pikir, dia akan senang karena bisa dekat dengan putranya. Mungkin itu adalah jalan agar keduanya berbaikan dan saling mengenal lebih baik dari sebelumnya. Jarwo tidak keberatan sedikit pun ketika Waluyo ingin membantunya. Waluyo mrnjalankan tugas-tugas pengamatan dan pengintaian dengan baik seperti yang Jarwo harapkan. Waluyo sigap, cerdas, pandai bersosialisasi. Orang-orang tampaknya tidak curiga pada Waluyo ketika mereka belum tahu Waluyo adalah anak dari Jarwo.
Sampai kemudian, Waluyo mengaku menemukan sindikat penjualan sabu-sabu mulai lari ke desa-desa untuk menghindari para garnisun yang berpatroli. Waluyo mengatakan bahwa Anggoro adalah kurir utama yang memegang kendali di sekitar Desa Dawan. Hasil laporan Waluyo kemudian didukung oleh beberapa kesaksian warga.
Jarwo lantas memberi perintah penembakan pada Anggoro. Jarwo bersedia disalahkan atas hal itu. Jarwo pun tidak keberatan atau berniat membela diri di depan Rusmini.