Jarwo tengah duduk bersama dengan sekretaris Desa Dawan. Dia sengaja datang ke balai desa ketika hari menjelang siang. Dia memilih waktu yang tepat untuk bicara dengan laki-laki muda kisaran tiga puluh tahun di hadapannya. Sekretaris desa atau yang biasa dipanggil carik itu adalah keponakan dari lurah sebelumnya. Yang tidak mengherankan bila si lurah memilih kerabatnya sendiri untuk mengisi kekosongan perangkat desa yang kabarnya carik terdahulu meninggal karena sakit jantung. Sakit jantung adalah tampilan umum untuk kematian akibat teluh atau santet. Beredar kabar bahwa carik sebelumnya disantet agar jabatannya kosong, yang kemudian diisi oleh kerabat lurah sendiri. Namun, itu bukan urusan Jarwo. Dia datang ke balai desa dengan maksud lain.
Carik memandang curiga pada Jarwo. Sebab, komandan garnisun itu tidak terus terang tentang duduk perkara yang ditanyakannya. Jarwo ingin tahu bagaimana tata cara untuk memindahkan nama aset dalam sertifikat ke keluarga yang berhak mendapatkan ahli waris. Jarwo hendak mengganti nama pemilik sertifikat rumah di Desa Gori untuk Rusmini dan anaknya, setelah anak itu lahir nanti.
Jarwo tidak mau tinggal di desa asing seperti Desa Gori. Dia lebih memilih tinggal di panti jompo atau tempat lain saat pensiun nanti. Jarwo akan memikirkan dirinya, tetapi itu perkara yang tidak terlalu penting baginya. Yang utama adalah Rusmini dan anak-anaknya. Jarwo ingin memberikan sesuatu yang berharga untuk mereka karena Waluyo sudah tidak ada untuk menjamin kehidupan anak dan istri. Sementara itu, Jarwo tidak bisa tiap bukan memberikan uang. Masalahnya, Jarwo sendiri takut kekurangan, sementara dia hendak menabung untuk hari tuanya nanti, meski sudah agak terlambat untuk menabung. Namun, Jarwo bertekad. Barangkali dia bisa membeli gubuk sendiri untuk bernaung setelah tidak tinggal di rumah dinas nanti. Atau barangkali untuk mendaftar ke panti jompo juga bisa. Pada intinya, Jarwo tidak bisa membantu Rusmini dalam bentuk uang setiap bulan. Jarwo juga mesti memikirkan nasibnya kelak ketika sudah tidak aktif bertugas.
Rusmini pasti akan mengusahakan yang terbaik untuk anaknya. Jarwo tahu Rusmini pandai berdagang dan memasak. Rusmini pasti bisa membesarkan anaknya nanti. Sementara, rumah di Desa Gori anggap saja sebagai penebusan dosa dari Waluyo yang tidak bisa bersama keluarganya, serta penebusan rasa bersalah Jarwo yang tidak selalu hadir untuk membantu Rusmini.