"Kita mau ke mana sekarang?"
Pearl tidak menjawab, dia terus melangkah di koridor rumah sakit. Harry mengeluh, lalu terdiam sambil terus mengikuti Pearl dari belakang.
"Di mana ruangan Peige?" tanya Pearl setelah sekian menit terdiam. Kakinya berhenti di persimpangan koridor rumah sakit. Dia tampak bingung, sebab, belum sekalipun Pearl ke ruangan adik iparnya itu.
"Mau apa Anda ke ruangan Nona Peige?" Harry sedikit kuatir. Dia takut Pearl berbuat perhitungan pada Peige setelah mengetahui perselingkuhan Juan dengan Andrea.
"Jawab saja dan jangan banyak bertanya, dok!" Pearl mulai kesal. Harry berpikir keras agar Pearl tidak membuat masalah baru lagi pada keluarga Juan. "Baiklah, kalau Anda tidak mau memberitahu, saya akan cari sendiri ruanganya." Pearl memgambil arah sebelah kanan, dia tidak tau apakah langkah yang dia ambil benar atau salahm
"Tunggu!"
"Apalagi? Lebih baik Anda tidak usah ikut campur dan mengikuti saya," protes Pearl kesal.
"Maaf, tapi ruang rawat Peige ada di sana!" Tunjuk Harry ke arah sebelah kiri, dan akhirnya dia memberitahu dengan sangat terpaksa.
Perempuan itu berdehem. Lalu melepaskan tangan Harry dan pergi ke kamar rawat Peige seperti informasi dari Harry. Langkah Pearl bertambah cepat, jantungnya mendadak berdegup kencang. Seumur hidup, baru kali ini dia sangat marah dan ingin melampiaskannya. Harry kesulitan mengimbangi langkah Pearl, walau tubuh dia lebih tinggi dari perempuan itu, tetap saja Harry harus mempercepat dua kali dari jalan biasa.
Tak seberapa lama, Pearl berhenti kembali. Dia menoleh pada Harry dan menatap sangat serius. Pearl benar-bemar tidak bercanda kali ini. "Apa benar ini ruangannya?"
Harry mengangguk.
Pearl segera membuka pintu, kemudian masuk. Dia dalam ada Sabrina dan Peige, kedua wanita itu tampak terkejut. Suara tawa yang sempat Pearl dengar tiba-tiba berhenti. Mata mereka melotot cukup lebar. Harry masuk belakangan.
"Pearl?" ucap keduanya bebarengan.
"Di mana Juan?" tanya Pearl tanpa basa-basi dan keramahan senyumnya yang selalu diberikan pada dua wanita itu dulu hilang dari bibirnya.