"Tunggu!" Sekali lagi, Harry menahan Pearl. Perempuan itu menoleh dengan tatapan penuh kebencian. Lalu, laki-laki itu menggeleng.
"Lepaskan aku, biarkan aku membunuh kedua iblis ini, dok!" Pearl berusaha berontak, dia mencoba melepaskan tangan Harry dari lengannya. Tetapi Harry meminta Pearl untuk tenang dan mendengarkan kata-katanya.
"Dengarkan aku, Pearl. Kau bisa masuk penjara bila melakukan ini. Kalau ini terjadi, lalu bagaimana balas dendam kamu pada Juan, Ibu dan juga adiknya?" bisik Harry pada Pearl.
"Apa kau tau apa yang aku rasakan, Harry?"
Harry mengangguk, "Lebih baik kita temukan dulu suamimu. Tanya padanya tentang kebenaran di foto itu, setelah itu, baru kau rencanakan balas dendam pada mereka!" bisiknya lagi. Entah apa yang ada di pikiran Harry, tiba-tiba saja dia membantu Pearl untuk mengatur balas dendamnya.
Pearl terdiam, lalu mengangguk setuju. Perempuan jalan lebih dulu tanpa melihat ke arah mertuanya. "Maaf telah mengganggu kenyamanan Anda berdua!"
"Ya, pergilah. Bawa wanita gila itu dari sini biar dia tidak mengganggu keamanan orang lain!" teriak Sabrina. Dia senang hidupnya tidak terancam. Dokter Harry hanya menggeleng-geleng. Lalu keluar mengikuti Pearl.
"Kenapa kau mau membantuku?" tanya Pearl yang duduk di sebuah kursi. Dokter Harry menghela napas, kemudian ikut duduk di samping Pearl.
"Aku hanya tak ingin kamu di penjara secepat itu karena membunuh wanita tua, dan kamu tau, tindakanmu terlalu gegabah. Bila kamu, membunuhnya sekarang, kamu akan membusuk duluan di dalam penjara!" pungkas Harry. Pearl terdiam, beberapa kali dia menghela napasnya. Rasa sakit di dadanya kadang membuat dia sesak napas dan begitu berat memikul beban di pundaknya.
Dia teringat bagaimana Juan merayunya. Berkata manis di awal pertemuan. Andaikan dia tau tujuan Juan dari awal, mungkin saja dia tidak akan pernah jatuh cinta dan sebodoh ini hanya karena mulut manis dan wajah tampannya. Perempuan itu memblokir ingatannya tentang laki-laki itu, tujuannya sekarang ingin meminta jawaban dari Juan tentang kedekatannya dengan Andrea.
Pearl bangun dari duduknya. Dokter Harry tampak kaget, dia ikut bangun dan mengekor dari belakang. Kaki perempuan itu terus melangkah hingga keluar dari lobby. Keduanya tak banyak bicara sepanjang langkah kaki mereka
"Tunggu di sini, aku ambil mobil dulu di parkiran!" kata Harry tegas. Lalu laki-laki itu pergi mengambil mobil di parkiran basement. Pearl tidak menjawab, dia juga tak membantah. Menuruti apa kata Harry, menunggi di lobby.
Sekali lagi, Pearl melihat layar ponselnya. Sebuah foto mesra Juan bersama wanita lain asik makan-makanan yang belum pernah dia makan bersama Juan. Dahi Pearl mengkerut, giginya pun bergemerutuk satu sama lainnya. "Bajingan ... kalau sampai ini benar-benar terjadi, aku tidak akan pernah memaafkanmu Juan!" bisik batin Pearl menahan emosi.
Tin.
Klakson mobil Harry terdengar kencang, mengagetkan Pearl hingga dia berhenti sejenak memikirkan kebenciannya pada Juan. "Ayo cepat naik!" pinta Harry. Dia menyimpan kembali ponselnya di saku celana rumah sakit. Bergegas naik ke mobil Harry. Ban mobilpun mulai berputar dan keluar halaman rumah sakit pelan-pelan.