Dialog Pertama

kaarha
Chapter #2

Dialog Pertama : Bagian 02

Untuk yang kesekian kalinya Gista menguap didalam kelas. Cewek itu menahan wajah dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya sibuk menggambar sesuatu dikertas putih. Suasana kelas tak kondusif karena belum ada guru yang masuk.

"Gi, Gi, Gista?" panggil Kia pada Gista dikursinya. Cewek yang duduk disebrang tempat duduk Gista itu mengganti posisi duduknya menghadap Gista.

"Kenapa?" tanya Gista.

"Lo bener keluar dari osis?" tanya Kia yang Gista angguki membuat wajah terkejut dan penuh tanya Kia muncul."Kenapa? Gara-gara masalah dikantin kemarin?"

Gista menggeleng."Nggak, bukan. Gue memang mau keluar aja," kata Gista, ia melanjutkan melukisnya, mengabaikan Kia yang penasaran.

Kia cemberut lalu membawa serta kursi yang didudukinya mendekati Gista."Kenapa harus keluar sih Gi? Kata Billy kerja lo bagus, dia butuh lo diosis, kenapa lo keluar?"

Gista menghentikan gerakan jari-jarinya diatas kertas HVS yang terdapat lukisannya. Ia menatap Kia dengan helaan napas."Gue memang mau keluar, itu udah keputusan gue. Bilangin juga sama pacar lo, keputusan gue udah bulat," ucap Gista lalu kembali melukis.

"Billy mau lo batalin keputusan lo Gista."

"Dan lo jangan ikut-ikutan bujuk gue kayak yang dilakuin pacar lo itu," balas Gista tanpa menatap Kia. Cewek itu pokus melukis membuat Kia kembali ketempat duduknya lalu mengirim pesan pada kekasihnya, Billy.

***

Billy duduk dikursi kantin, cowok itu menyimpan nampan berisi pangsit dan satu botol air mineral miliknya diatas meja. Tangannya merogoh ponsel yang bergetar disaku kemeja putihnya.

Kia:

Gista itu keras kepala,

udah dibilangin jg g percaya.

Me:

Bujuk lgi dong, please


Kia:

Dia penting gtu buat

lo?


Kia:

Gue butuh dia diosis,

pensi sebentar lgi


Kia:

Terserah lo.


Billy tak heran akan respon Kia padanya. Kekasihnya itu memang tak menyukai jika ia dekat dengan Gista. Padahal jika menurut Billy sah-sah saja jika ia dekat dengan Gista, Gista adalah rekannya diosis. Namun ternyata Kia tak menyukai hal itu.


Ting.


Ponselnya kembali menyala, bukan pesan dari Kia melainkan dari temannya.


Jefri:

Gue digerbang,

lo gak ada etikad baiknya

sebagai ketua osis.


Billy hanya tertawa membacanya, ia biarkan pesan itu hanya terbaca. Nanti setelah selesai makan ia akan menemui Jefri.


***

Benar saja, Jefri sudah berada didepan sekolah. Cowok itu duduk dibangku taman kecil samping pos satpam. Billy menghampirinya dan duduk disamping Jefri.

"Rajin amat, lo mulai sekolah besok bego." Billy merangkul bahu Jefri yang langsung disingkirkan oleh cowok itu.

Lihat selengkapnya