Gista terbangun ketika mendengar suara seperti seseorang tengah mengobrol. Gista melirik jam sudah pukul 7 pagi, ini hari pertama skorsnya jadi Gista tak harus pergi kesekolah. Gista bangun dan keluar dari kamar milik Ruby dengan baju tidur yang semalam Ruby pinjamkan. Kost yang Ruby tempati ini sebuah rumah satu lantai yang mempunyai hampir sepuluh kamar, kalau Gista tak salah menghitung ketika melewati pintu-pintu itu.
Sampai diruang tamu Gista menemukan Ruby dan beberapa perempuan lainnya tengah mengobrol sambil sarapan. Gista mengangguk sopan lalu pamit keluar, menolak ajakan Ruby untuk bergabung karena merasa kurang nyaman.
Gista merentangkan kedua tangannya dan terkejut ketika melihat sudah ada Jefri tengah duduk dikursi teras.
"L-lo u-udah disini?" Gista bertanya dengan wajah bingung dan kaget. Jefri mengangguk."Ngapain?"
"Ini kost Kakak gue," jawab Jefri santai.
"Kakak lo?"
"Ruby."
Gista terdiam, mencoba mencerna kalimat yang terlontar dari mulut cowok itu. Hingga tak lama mata Gista membulat sempuran."Kakak lo? Kata lo temen lo, kenapa jadi kakak lo?!" Gista berteriak membuat Jefri spontan berdri dan menarik Gista menjauh dari sana, takut membuat orang didalam terganggu dan mendengar percakapan mereka.
"Gak usah teriak," tegur Jefri pada Gista.
Saat Gista akan membalas ucapan Jefri, tiba-tiba Ruby menghampiri keduanya. Ruby masih terlihat santai dengan baju tidurnya, cewek itu menatap adiknya penuh tanya.
"Ngapain pagi-pagi udah disini?" tanya Ruby pada Jefri.
Jefri mendengus pelan."Jemput temen gue," jawab Jefri melirik Gista.
Hanya ber oh-ria, Ruby kembali mengabaikan adiknya. Ia menatap Gista yang hanya terdiam disamping Jefri."Masuk aja dulu, lo mandi baru nanti pulang."
Satu yang Gista tahu, Ruby begitu baik. Begitu pun dengan Jefri. Sebelum masuk Gista sempat memeletkan lidahnya pada Jefri.
***
Setelah membersihkan diri dan sarapan di kost Ruby tadi, Gista memilih langsung pulang diantar Jefri. Suasana didalam mobil terasa hening selain suara milik salah satu penyanyi tanah air yang mengalun indah menyanyikan lagunya. Disana baik Gista maupun Jefri tak ada yang membuka suara.
Setengah jam berlalu didalam mobil, beberapa kali terjebak macet. Gista keluar dari mobil begitupun Jefri. Rumah berlantai dua berukuran sedang didepan membuat Gista menghela napasnya.
"Makasih Jef, gue masuk duluan." Gista menundukan sedikit kepalanya. Saat berbalik dan ingin membuka gerbang, seseorang dari dalam terlebih dahulu membukanya membuat Gista mengurunkan niatnya.
Seorang cowok berdiri disana membuat Gista merubah raut wajahnya menjadi datar. Aksara, Kakak laki-laki Gista. Sempat saling melirik dengan Jefri namun hanya sebentar.
"Gi-"
Kalimat yang akan diucapkan Aksara terpotong karena Gista yang langsung masuk tanpa mau mendengar apa yang akan dikatakan Aksara. Membuat Aksara segera masuk setelah mengucapkan terima kasih kepada Jefri.
"Gi, Gi, Gista! Gista," panggil Aksara pada Gista yang tengah menapaki anak tangga menuju lantai atas dengan tergesa.
Aksara menghela napasnya lalu mengejar Gista yang sudah berada diujung tangga. Gista tak menoleh sedikit pun, tetap berjalan menuju kamarnya.
"Gista," panggil Aksara lagi.
Gista menghentikan gerakan tangannya yang akan meraih kenop pintu, setengah berbalik dan menatap Aksara dengan senyum tipis dan mata menyipit.
"Gak usah ikut campur sama hidup gue, urus aja hidup lo!" Gista menegaskan membuat Aksara terdiam. Gista terkekah lalu masuk kedalam kamarnya saat melihat keterdiaman Aksara.
***
Masa skor berakhir, Gista kembali kesekolah setelah tiga hari mengurung diri didalam kamar. Pagi-pagi sekali Gista sudah berada disekolah, awalnya Gista pikir ia akan menjadi yang pertama datang kekelas namun pemikirannya salah ketika melihat seorang cowok duduk dimeja dibelakangnya yang biasanya kosong. Cowok itu terlihat sedang tertidur, kepalanya berada diatas meja dengan tangan menjadi bantalan.
Gista duduk dimejanya, sekilas melirik kebelakang lalu mengangkat bahunya tak peduli. Cewek itu mengeluarkan buku gambar dan pensil dari dalam tasnya lalu mulai menggambar disana.