Eca menarik tangan Wafa agak keras dan dibawanya Wafa keluar kelas, Eca terlihat sangat kesal pada Wafa karena rasa malu Eca atas kejadian kemarin belum hilang. Namun Wafa terlihat kebingungan dengan tingkah Eca yang begitu kasar padanya. Eca menahan emosinya lalu menjelaskan kejadian yang dialaminya kemarin dengan geng yang dibencinya itu. Wajah Wafa berubah kaget atas penjelasan Eca.
"Hah? Ya ampun ada yang gue lupa Ca sorry sorry. Oke jujur gue emang awalnya nyuruh mereka yang ngurusin ini tapi setelah gue nanya sama anak-anak ternyata banyak yang keberatan liburan ke pantai karena masalah budget yang terlalu besar buat anak sekolahan kayak kita, makanya gue jadi ngajak lo buat diskusi lagi sampai akhirnya kita dapat tempat yang budget nya gak terlalu tinggi tempatnya juga gak jauh. Tapi masalahnya adalah gue lupa gak ngasih tahu perihal ini ke mereka, sorry ya jadi salah paham ke lo ca."
"Bener gue minta maaf Ca, nanti kita bahas ini ya sama mereka pulang sekolah biar masalahnya beres." Tambah Wafa yang sangat merasa bersalah ke Eca.
Eca tidak mengucapkan sepatah kata pun, entah dia harus merasa bagaimana yang jelas ia kecewa karena kecerobohan Wafa. Indi, Fasa dan Rai mencoba menghibur Eca, tapi sepertinya Eca sedang tidak ingin bicara karena yang terhibur dan terbahak-bahak tertawa malah Indi bukan Eca.
Dengan perasaan masih kesal Eca pun pergi ke taman belakang sekolah berharap emosi yang sedang ia redam padam seluruhnya. "Oke Ca tenang ya, si Wafa itu gak mungkin sengaja bikin kamu malu. Kamu harus percaya Ca sama dia, yang tenang ya," ucap Eca pada dirinya sendiri.
Tiba-tiba Isli duduk disebelah Eca tanpa menyapanya Isli berbicara tenang pada Eca,
"Aku tahu kamu sedang rapuh, tapi jangan sampai semangatmu jadi meluruh. Semua perkara ini bukan tidak sengaja Tuhan tetapkan untukmu selain agar kamu selalu menjadi orang yang kuat dan selalu berpikir jernih dalam menghadapi setiap masalah,"
"Isli, iya kamu bener makasih ya,"
"Jangan lama-lama sedihnya, aku yakin semuanya pasti ada jalan keluarnya,"
"Iya li sekarang aku yakin,"
"Nah gitu dong semangat,"
Eca terlihat tersenyum kembali setelah mendengar kata-kata yang menenangkan hatinya, terlebih kata-kata itu dari sahabatnya yang sudah lama ia kenal. Baru saja Eca dan Isli berbaikan setelah badai menerpa persahabatan mereka 2 tahun silam, emosi lah yang sudah menyebabkan mereka perang dingin tidak saling bertegur sapa selama itu. Eca tidak ingin lagi melihat badai yang sama. Ia ingin semua hal baik berpihak padanya, begitulah keinginan setiap manusia.
-----------
Sesuai perkataannya Wafa mengumpulkan Eca dan geng yang biasa disebut oleh Eca Genggong itu untuk berkumpul dan menyelesaikan permasalahan yang sedang terjadi. Ketika teman-teman sekelasnya yang lain pulang mereka yang dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan ini ditahan terlebih dahulu oleh Wafa.