Lembang, yang terletak di Bandung Barat ini begitu menyejukan hati dan pikiran, karena Lembang merupakan daerah dataran tinggi maka tempat ini memiliki hawa udara yang dingin. Eca menghirup nafas panjang setelah ia pertama kali pijakan kakinya di tempat itu, sejenak Eca rasakan dirinya begitu tenang meskipum perasaannya sedang semrawut dengan berbagai macam kejadian yang sudah terjadi.
Belum lama Eca merasakan ketenangan itu, terdengar teman-temannya tertawa begitu keras. Ketenangannya menjadi berubah penasaran di hampirinya mereka, ternyata yang membuat mereka tertawa adalah Ninu ketua Genggong mabuk perjalanan, dan muntah saat turun dari bis tadi. Eca bukannya senang karena orang yang sudah mengubek perasaannya itu ditertawakan orang, malah ia merasa kasihan dan hal itu tidak pantas dilakukan pada Ninu.
Eca berbicara pada dirinya sendiri, "ya ampun kenapa mereka bisa ketawa ngeliat Ninu kayak gitu, gak bener banget sih kan setiap orang tuh punya kelemahan masing-masing gak bisa mereka kayak gitu seenaknya, tapi aku harus gimana yah," setelah beberapa detik berpikir Eca mencoba berbuat nekat "gak apa apa lah meskipun Ninu bakal benci sama aku, kan emang dia udah benci sama aku,"
Eca pun menghampiri Ninu ternyata Ninu sudah banyak mengeluarkan tenaga untuk muntah, Eca memberikan tisu dan air mineral pada Ninu. Dan Eca menyuruh semua teman-temannya untuk bubar dan segera ke lokasi yang sudah ditentukan. Ninu seperti sudah tidak bisa lagi berkata-kata karena kehabisan tenaga, jadi ketika Eca memapahnya pun ia tidak banyak protes dan mengikuti saja apa yang Eca lakukan padanya.
Rai melihat Eca yang sedang memapah Ninu, langsung ia hampiri Eca karena geram atas apa yang sudah Eca lakukan terhadap Ninu. Setelah tersusul Rai berjalan berbarengan dengan Eca lalu berbicara tanpa henti.
"Ca lo ngapain sama dia? Lo bantuin dia gara gara tadi dia mabuk perjalanan? Yaelah Ca udahlah biarin aja dia sendiri jalan, kan dia masih punya kaki meskipun gak punya hati yang penting bisa jalan kan? Gak usah lo bantuin dia, tadi gue liat temen-temennya dia juga ninggalin dia kan, jadi lo gak usah repot-repot tolongin dia, yuk sama gue aja,"
"Rai lo ngomong apa sih? Berisik banget kebiasaan. Yaudah ayo jalan bareng aja, gak usah ngomong yang enggak-enggak. Ninu buat ngomong aja belum bisa, lemes tau udah kayak gitu. Jangan jadi orang jahat lo."
"Dih ngatain gue orang jahat, parah lo ca. Tapi yaudah deh gue ikut aja, lo bener kalo gue jahat kayak gitu kan sama aja sama dia, maaf ya gue orang baik hahaha,"
"Udah Rai ngomong tuh disaring dulu kalo gak bisa disaring gak usah ngomong yah,"
Rai nampak cemberut karena Eca menasihatinya seolah-olah membela Ninu yang sudah mempermalukan Eca. Tetapi Rai mengerti karena Eca memang orang yang mudah lupa, terhadap apa yang sedang ia rasakan pun kini ia lupa. Karena keadaan orang yang sudah menyakiti hatinya sedang tidak baik-baik saja. Sifat pelupa yang sangat indah gumam Rai dalam hatinya.
-------------
Lokasi untuk foto kenangan sudah penuh dengan teman-teman kelas Eca, Wafa sebagai ketua kelas mengabsen satu persatu temannya. Takut ada yang hilang katanya, Eca tersenyum sedikit setelah mendengar alasan ketua kelas itu mengabsen teman-temannya. Ninu yang duduk disebelah Eca langsung diseret oleh teman satu gengnya yang sok gaul itu.
Setelah apa yang telah terjadi pada Ninu teman satu gengnya baru sadar bahwa mereka malah meninggalkan Ninu dalam keadaan seperti itu. Hanya gara-gara gila selfie mereka lupa pada teman sendiri.