Eca sudah tidak tahan berlama-lama tak bertegur sapa dengan Isli, kali ini ia memberanikan diri untuk menanyakan langsung alasan Isli dari sikapnya yang dingin itu. Sebelum masuk ke kelas Eca sengaja bergegas ke kelas Isli terlebih dahulu untuk menanyakan kebingungannya selama ini.
Dicarinya Isli ke kelasnya ternyata Isli sudah datang ke sekolah. Lalu Eca memberi kode tangan padanya agar ia keluar dari kelas dan menemuinya. Tetapi selang beberapa menit Eca menunggu Isli tak kunjung keluar, setelah Eca mengintip kembali ke dalam kelasnya Isli malah asyik mengobrol dengan teman-temannya. Akhirnya dengan terpaksa Eca nekat masuk ke dalam kelas Isli dan menariknya keluar kelas.
"Lo apa-apaan sih Ca?" Keluh Isli nampak kesal Eca berlaku seperti itu.
"Lo kenapa sih li? Kenapa lo sampe gak mau ketemu gue? Gue tau lo pasti punya alesan dibalik sikap lo yang kayak gini, gue bingung li. Oke maafin gue kalo gue emang punya salah sama lo, tapi tolong lo kasih tau gue apa salah gue ke lo, supaya gue bisa memperbaiki kesalahan gue itu li." Ucap Eca yang sudah tidak tahan dengan sikapnya Isli.
"Bentar-bentar lo minta maaf? Emang lo kenapa pake minta maaf segala ke gue?" Tanya Isli malah semakin menyebalkan.
"Ya iya gue minta maaf kalo gue salah sama lo, gue bingung makanya gue nanya salah gue apa li sama lo? Biar gue bisa perbaiki diri."
"Ca, lo gak usah repot-repot minta maaf, kalo lo gak tau salah lo tuh apa!" Bentak Isli yang juga sudah kesal pada Eca yang terus memohon padanya sembari masuk kembali ke kelasnya.
Seketika Eca merasa lemas karena kata-kata dari Isli itu sangat menusuk hatinya. Sahabat yang selama ini selalu mendukungnya berubah dalam sekejap. Eca merasa kecewa pada Isli ia rasa sudah tak ada guna nya lagi bertanya pada sahabatnya itu. Perasaannya hancur karena sikap dan kata-katanya yang tak pernah didapati nya selama mereka bersahabat. 2 tahun silam pun ketika mereka saling bersikap dingin tidak pernah ada kata-kata semacam itu terlontar dari Isli, dan kali ini ia rasakan lebih sakit lagi karena dihiraukan dan juga dibentak dengan kata-kata yang ia tak pernah sangka.
Ia kembali ke kelas dengan perasaan sakitnya, Eca sudah tak bisa menahan air matanya. Dibangku Eca menunduk dan menangis, Indi terheran-heran melihat Eca menangis seperti itu. Eca biasanya tak pernah menunjukan rasa sedihnya apalagi ia masih di sekolah. "Ini pasti ada masalah serius," gumam Indi dalam hati. Indi tak bisa berkata-kata untuk menenangkan Eca, karena ia tahu pasti Eca sedang butuh menangis maka dari itu Indi membiarkan Eca menangis. Indi pun memeluk Eca karena ia bingung antara ingin bertanya kenapa dan ingin menghiburnya juga.
-------------