Ospek dikampus Eca sudah digelar seminggu yang lalu, sekarang ia sudah resmi menjadi seorang mahasiswi. Yang tentunya tanggung jawabnya lebih besar dari daripada saat ia menjadi seorang siswi. Kali ini ia tak boleh mengecewakan kepercayaan orang tua padanya, ia harus bersungguh - sungguh.
"Ma, kita berangkat dulu," Ucap Wafa berpamitan pada Mama Eca.
"Hati - hati nak." Ucap Mama
Sepertinya hubungan Wafa dengan orang tuanya Eca sudah semakin dekat. Terlihat dari Wafa yang tak canggung lagi dalam berbicara dengan Mama Eca.
Motor tua merah putih itu masih setia dengan Wafa dan Eca. Hembusan angin disepanjang perjalanan dirasakan oleh Eca. Ini adalah pertama kalinya ia berangkat kuliah dengan seorang laki - laki dan menaiki sepeda motornya.
Meskipun berada dijurusan yang berbeda, Wafa akan mencoba untuk selalu menyempatkan untuk mengantar dan menjemput Eca. Eca juga tak keberatan dengan hal itu, justru ia rasa semakin nyaman.
"Eca, kamu seneng gak?" Teriak Wafa, karena suaranya kalah dengan suara angin.
"Banget!!!" Teriak Eca pula.
Wafa tertawa bahagia, betapa ia menunggu saat - saat seperti ini dengan Eca.
Motor tua itu diparkirkannya di dalam kampus. Setelah itu mereka berdua pun berpencar menuju kelas masing - masing. Kelas Eca yang lumayan jauh dari tempat parkir membuatnya sedikit berlari untuk menuju kelas. Ia tak mau hari pertamanya kuliah itu di nodai dengan keterlambatannya.
Dengan nafas masih terengah, Eca memilih bangku paling depan yang entah kenapa tampak kosong, berbeda dengan bangku belakang yang sudah dipenuhi oleh teman - teman barunya itu.
Eca mencoba untuk sok akrab pada teman barunya.
"Ehh, dosennya bakal dateng gak ya?" Tanya Eca pada orang disampingnya.
Lalu orang itu pun menoleh ke arahnnya.
"Emm, gak tahu. Tapi dijadwalnya sih harusnya sekarang tapi udah 15 menit belum dateng juga dateng." Jawabnya.
Eca pun menggaruk - garuk kepalanya meskipun tak gatal ia bingung, suara perutnya semakin kencang saja. Ia tak sempat sarapan pagi tadi karena Wafa yang sudah menjemputnya, ia tak ingin membiarkan Wafa menunggu lama.
Setengah jam sudah berlalu, namun dosen belum juga datang ke kelas Eca. Akhirnya ia putuskan untuk pergi ke kantin setelah melihat sebagian dari teman - temannya yang juga keluar dari kelas.
Di kantin ia memesan satu porsi mie instan dan teh manis menu favortinya dari kecil. Sembari menunggu pesanannya datang, perasaan hatinya sedikit tak baik, mengingat karena hari ini hari pertamanya kuliah namun tak bisa ia rasakan saat saat yang sudah ia tunggu karena dosen yang tak hadir.
"Jadi kalo kuliah gini? Jamkosnya gak asik, gak kayak dulu." Gerutunya dalam hati.
Wajar saja ia merindukan masa - masa sekolah SMA nya dulu. Karena Eca belum lagi lama lulus dari sekolahnya itu. Ia juga tiba - tiba merindukan Indi, Fasa dan Rai sahabatnya, yang sekarang berada di kampus yang berbeda, tapi sama - sama sedang memperjuangkan cita - citanya masing - masing.
"Punten dek, ini mie instannya dan ini teh nya." Ucap ibu kantin yang mengantarkan pesanannya, dan terhenti lah lamunannya.