DIALOGUE

Icha Trezna
Chapter #9

NINE

“Eh, Bu, ngapain loe bengong sendiri disini? Dicariin anak-anak tuh di kantin,” tegur Sarah saat berniat ke kantin lalu melihat Resty berdiri di depan kelasnya.


“Loe aja deh. Gue lagi nggak lapar, Sar,” jawab Resty sekenanya.


“Eh, gue punya gosip lho. Fresh from the oven!” ucap Sarah berapi-api.


Resty tidak tertarik dengan gosip. Paling tidak untuk saat ini. Dia sedang bingung dengan perasaannya sendiri. Ucapan Sarah pun hanya didengar selewat.


“Tahu nggak kemarin Angga dihajar sama Bekti. Loe tahu Bekti kan, Res, yang pacarnya Ita, anak Paskibra yang suka sama Angga?”


“Bekti?” tanyanya.


Resty merasa tidak terlalu kenal dengan cowok itu tapi penasaran dengan gosip yang dibawa Sarah. Dia berubah pikiran sekarang karena topik gosipnya menyangkut orang yang sedang mengusik perasaannya saat ini.


“Trus kenapa dia ngehajar Angga?”


“Yaa... apalagi kalau bukan karena cemburu. Ita kan salah satu fansnya Angga. Ya, jelaslah Bekti marah-marah, dia kan emang emosian orangnya...”


Sekarang Resty tahu alasannya kenapa wajah Angga babak belur kemarin. Salah paham, Resty teringat lagi jawaban Angga saat itu.


“...salah ceweknya juga sih kegenitan. Udah tahu punya cowok tapi masih aja ngelirik yang lain,” sambung Sarah lagi.


“Mungkin karena cowoknya over protektif kali makanya dia kayak gitu sama cowok lain.”


“Mungkin juga. Memang kayak gitu sih gosip yang gue dengar. Sayang gue nggak lihat. Kemarin kan kita semua pada nungguin loe di kafe, eh loe malah ngilang. Kemana sih loe kemarin? Kata anak-anak parah tuh muka mereka berdua. Cuma katanya parahan Bekti. Sekarang Angga juga nggak masuk.”


Resty lega karena pertanyaan kemana dia kemarin tidak terlalu dipermasalahkan Sarah, karena dia tidak mau berbohong pada teman-temannya dan untuk cerita kalau dia pergi dengan Angga tanpa sepengetahuan Bintang dan teman-temannya, itu lebih tidak mungkin lagi. Untung Sarah terlalu sibuk dengan ceritanya.


“Angga nggak masuk?” tanya Resty memastikan. Pantas dari tadi dia tidak melihat orang yang bersamanya seharian kemarin.


“Ya nggaklah! Mau diskors tuh anak datang ke sekolah dengan wajah biru-biru gitu. Guru-guru kan pada nggak tahu...”

 

 

Bagi yang mengenal Resty, pasti merasa heran dengan perubahan sikap Resty belakangan ini. Sekarang Resty lebih sering sendirian. Jarang kumpul bareng teman-temannya, malas bertemu dengan Bintang, pacarnya sendiri, dan sering sekali menghindari Angga. Jangankan orang lain, sebenarnya Resty pun bingung dengan dirinya sendiri. Kemarin-kemarin dia masih merasa begitu bahagia bisa menjadi pacar Bintang. Tapi sekarang?


Resty kehilangan perasaannya hanya karena Angga! Sosok yang sudah lama dia kenal. Tapi kenapa baru sekarang perasaan itu datang? Dia ingin perasaannya pada Bintang kembali. Tapi apa bisa?


Kemarin-kemarin dia percaya dan yakin sekali kalau Bintang adalah jodohnya. Dia sudah menunggu Bintang cukup lama. Dan di saat dia sudah mendapatkan hatinya, betapa bahagianya dia. Apalagi setelah pacaran, Resty benar-benar merasa beruntung bisa memiliki cowok sebaik Bintang. Dia tidak pernah berpikir atau berniat sedikit saja untuk berpaling pada cowok lain. Tapi sekarang yang dirasakannya jauh berbeda dengan yang dulu. Sekarang terasa begitu abu-abu. Samar. Tidak jelas. Dan bagaimana pun dia berusaha untuk memperjelas kembali perasaan pada Bintang, tetap saja terasa sulit. Apa yang Resty rasakan sekarang sebenarnya tidak ingin dia rasakan tapi sulit untuk mengendalikannya pula.

Lihat selengkapnya