DIALOGUE

Icha Trezna
Chapter #11

ELEVEN

Saat istirahat, Resty mulai menjalankan rencananya. Dia memberanikan diri mendatangi teman-temannya yang sedang makan di meja tempat biasa. Sempat rasa takut melingkupi hatinya. Takut melihat reaksi yang tidak diharapkan. Dan sama sekali tidak mudah untuk minta maaf. Resty sempat ragu dan berbalik arah, namun dorongan perasaan untuk menyelesaikan masalahnya datang lagi. Agak lama juga Resty berdiri di samping pintu masuk kantin untuk melihat teman-temannya dari jauh. Walaupun dia tidak bisa mendengar apa yang sedang dibicarakan tapi setidaknya dia bisa melihat ekspresi sobat-sobatnya itu sedang bagus atau tidak. Sampai akhirnya ada seseorang yang tidak sengaja menyenggolnya karena posisinya yang menghalangi jalan masuk, membuatnya terdorong ke depan. Terlanjur keluar dari tempat persembunyiannya, Resty pun melangkah maju.

Mila yang pertama melihat Resty berjalan ke arah mereka. Dia langsung memberi isyarat pada yang lain. Oga, Karin, dan Mary refleks menoleh ke belakang. Mereka menghentikan makannya saat Resty sudah berada di samping meja. Untuk beberapa detik suasana menjadi kikuk karena tidak ada yang mulai duluan. Tidak biasanya meja mereka sepi seperti ini.

Gals … gue mau ngomong. Dengerin sebentar ya. Gue … mau … minta maaf tentang kejadian kemarin,” katanya perlahan, “… gue nggak bermaksud buat kalian marah.”

Tidak ada yang bersuara. Tidak ada yang menjawab. Mereka berlima hanya diam sambil mengaduk-aduk minuman masing-masing atau bertukar pandangan sesekali.

“Karin, Oga, Mary, Mila, dan terutama loe, Sar, gue minta maaf…” ulangnya lagi. Resty mulai putus asa. Dia berniat untuk pergi dari situ daripada berdiri seperti patung dan dicuekin pula. Yang penting udah minta maaf … Baru saja kakinya akan melangkah pergi, terdengar suara Mary mengagetkannya.

“Hehe … ternyata kamu nggak tahan juga jauh dari kita,” goda Mary mencairkan suasana. Dia berdiri dan merangkul Resty untuk duduk. Yang lain mulai tersenyum dan satu per satu mengajak bersalaman.

“Gue kira kalian nggak mau maafin gue …” kata Resty terisak. Air matanya runtuh seketika. Seakan meruntuhkan pula beban pikiran yang sampai tadi masih dirasakannya. Lega sekali perasaannya sekarang.

Mary, Karin, Oga, Mila dan Sarah semua memeluk Resty.

 “Nggak mungkinlah, Res, kita kan juga nggak mau kehilangan loe,” kata Oga bijak.

“Iya, benar. Kita semua kan sayang kamu, Res,” kata Mary manja.

Mereka semua tertawa gembira. Lepas satu beban buat Resty. Anak-anak yang berada di kantin yang dari tadi memperhatikan dibuat bingung dengan ulah 6 cewek itu. Tadi diam, cemberut, lalu sedih mengharukan, eh… sekarang sudah heboh lagi seperti biasa. Tapi yang jelas sekarang Resty sudah lega sekali!

“Horree … berarti ntar kita bisa pulang bareng lagi dong! Sekarang giliran gue lho yang bawa mobil,” cetus Mila.

“Aduh, sorry gue nggak bisa ikut. Kalian dulu aja ya, Gals.”

Lihat selengkapnya