“Pak! Buka pintunya, di dalam itu ada teman saya!” pinta Laudya pada pak security, setelah yakin dengan pendengarnya.
“Masa!? Ayo!” ajak pak security antusias. Laudya berlari kecil masuk kedalam toilet, sementara pak security mencoba mendobrak toilet yang tergembok dari luar.
Bruk - Bruk - Bruk!
Dengan kuat pak Security mendobrak pintu toilet tersebut, dan akhirnya pintu pun terbuka. Seketika bau comberan menyeruak masuk. Ke dalam indra penciuman Laudya dan pak Security.
“Busuk sekali!” ujar pak Security menutup kedua hidungnya dengan tangan. Laudya pun melakukan hal yang serupa. Namun tetap membuka pintu toilet.
Seketika mata keduanya terbelalak melihat Shanum yang basah dan kuyup tersirami air coberan itu, bahkan wajah cantik Shanum saat ini sudah tak terlihat lagi karena kepala nya sudah hitam karena cairan comberan. Tau sendiri seperti apa bau dan bentuk comberan itu.
“Astagfirullah! Apa yang terjadi sama kamu Shanum!” pekik Laudya kaget melihat keadaan temannya yang seperti itu.
“Aku dikerjain, tapi nggak tau siapa yang ngerjain aku!” jawab Shanum kesal.
Ingin rasanya Laudya tertawa melihat temannya seperti itu, tapi dia tak tega. Sedang pak Security sedari tadi menahan tawanya, ketika melihat Shanum.
Bagaimana tidak, gadis cantik itu seketika berubah menjadi jelek karena kotoran dari comberan itu, bahkan yang terlihat hanya mata dan gigi Shanum saja.
“Bapak tinggalkan kalian ya, Bapak mau ke post cek CCTV, biar tau siapa pelakunya, sekalian panggil OB buat membersihkan ruangan ini,” terang pak Security.
“Baik pak! Makasih sudah membantu saya menyelamatkan Shanum,” ujar Laudya pada pak Security, “Iya, makasih banyak pak sudah membantu saya!” ucap Shanum menimpali.
“Sama-sama,” ujar pak Security kemudian meninggal kan Shanum dan Laudya di toilet wanita.
“Sini, bersihin wajah kamu pakai air keran di wastafel! Nggak geli kamu seperti itu sejak tadi?” ucap Laudya menarik Shanum ke wastafel membatu temannya itu membersihkan kepalanya terlebih dahulu.
“Geli banget sebenarnya, saking paniknya aku karena kekunci, aku sampai nggak mikirin membersihkan wajahku. Aku cuma mikir bagaimana caranya agar keluar dari sini, aku takut banget kekunci sampai besok di toilet ini,” cerita Shanum pada Laudya.
Shanum pun menundukkan tubuhnya, seperti sedang ruku. Meletakkan kepalanya diatas wastafel, sementara Laudya membantu membersihkan rambut Shanum yang teramat menjijikan itu.
Jika saja orang lain, mungkin Laudya sudah lari terbirit - birit karena geli, namun apa boleh buat. Yang mengalami itu adalah Shanum, sahabat nya. Mau tak mau Laudya membantu membersihkan kepada sahabat nya itu.
“Kamu tau nggak siapa pelakunya?” tanya Laudya pada Shanum yang tengah membantu membersihkan kepa Shanum.
“Aku nggak tau, siapa! Tapi aku yakin sekali ini pelakunya atas suruhan Beryl! Aku yakin itu pasti Beryl!” ucap Shanum yakin.
“Kamu yakin itu ulah dia?” tanya Laudya pada Shanum sambil menggosok - gosok rambut Shaum yang bau itu.
“Iya, aku yakin banget! Siapa lagi kalau bukan dia! Awas saja, akan ku beri pelajaran yang setimpal kepada lelaki yang beraninya menyakiti perempuan seperti dia!” ucap Shanum yakin dan dengan dendam yang sangat membara.
“Iya kalau dia, kalau bukan gimana? Yang ada kamu malah semakin dapat masalah Shamun! Cek dulu, siapa pelakunya. Jangan asal nuduh kalau nggak ada buktinya, nanti kamu kena pasal-pasal pencemaran nama baik Num!” cegah Laudya.
Sebagai bestie yang baik, tentunya harus saling mengingatkan bukan?
“Nggak, aku sudah yakin 100% Laudy, dan itu nggak akan salah! Percuma aku kuliah mengambil jurusan hukum, jika menebak pelaku kejahatan yang menimpaku saja, salah. Aku punya insting yang kuat Laudy, dan itu tak akan salah,” tutur Shanum Yakin.
“Ah, terserah kamu saja, aku sudah mengingatkan loh ya!?” ujar Laudya pada Shanum.
Lima belas menit kemudian, rambut Shanum sudah bersih dari kotoran comberan, namun tak sepenuhnya bersih, karena tak ada Shampo untuk membersihkan.
“Kamu aku anter pulang ya? Kasihan kamu basah begini! Aku nggak tega,” ungkap Laudya pada Shanum.
“Nggak usah Laudy, kamu lanjutkan saja jam kuliah mu, sekalian izinkan aku pada Dosen, aku bawa motor kok. Jangan khawatir kan aku,” ujar Shamun pada Laudya agar tak mencemaskan nya.
“Kamu yakin Num, bisa pulang sendiri?” tanya Laudya yang masih sangat mengkhawatirkan sahabatnya itu.
“Iya, beneran aku nggak apa-apa. Ohya tas aku kamu bawain nggak? Kunci motorku disitu soalnya,” tanya Shanum pada Laudya.
“Iya ada kok ini, aku bawain,” ucap Laudya sambil memberikan tas ransel milik Shanum.
“Em tolong keluarin jaket aku di dalamnya sekalian,” titah Shanum pada Laudya. Mendengar perintah dari sahabat nya Itu, Laudya pun segera membukakan tas Shanum, mencari jaket serta kunci motor milik Shanum, kemudian memberikan pada pemilik nya.
“Ini,” tunjuk Laudya memberikan pada Shanum.
Gadis cantik itu pun segera memakai jaketnya kemudian memakai tas ransel nya, lalu berpamitan pulang pada Laudya.
“Makasih ya bestie, oh ya hape aku sudah kamu simpan di dalam tas kan? Bisa repot aku kalau benda keramat itu ketinggalan,” terang Shanum pada Laudya.
“Sudah sayangku, jangan khawatir,” balas Laudya menjawab pertanyaan Shanum.
“Ya sudah kalau gitu, aku pamit pulang dulu ya, jangan lupa izinkan aku pada dosen yang masuk kelas nanti,” titah Shanum beranjak meninggalkan toilet, namun sebelum Shanum pergi. OB kampus datang hendak membersihkan toilet tersentak kaget melihat kekacauan di dalam ruangan itu.
“Astagfirullah! Pekik OB tersebut dengan lantangnya, melihat ruangan yang sangat kotor itu.