Diam Diam Jatuh Cinta

Mar Shahle
Chapter #3

Chapter 3

Bruk!


Tanpa sengaja Shanum menabrak seseorang di depannya, dengan cepat Shanum membuka mata melihat ke arah orang yang ditabraknya itu.


“Bryl!” decak Shanum kaget, dan sikap bar-barnya pun keluar begitu saja, “Kalau jalan tuh lihat-lihat dong pake mata!” omel Shanum pada Beryl yang tengah merapikan pakaian nya itu.


“Kok kamu yang marah sih!? Kan kamu yang nabrak aku!” ucap Beryl pada Shanum.


“Ya jelas dong! Perempuan itu nggak pernah salah, tapi lelaki yang selalu salah! Lagian aku sebel sama kamu yang udah menyiramku dengan air comberan di toilet waktu kemarin!” tuduh Shanum pada Beryl.


“Air comberan apa!? Mana ada!” ucap Beryl membela diri, tentu Beryl tak mengakui sebab dia merasa tak melakukan tuduhan Shanum itu.


Mendengar sangkalan dari Beryl, tentunya Shanum protes tak terima. Jangan sebut namanya Shanum jika tak protes dengan hal yang seperti itu. Shanum menaruh kedua tangannya di pinggang, mengomeli Beyl.


“Masih nggak mau ngaku kamu, tunggu aja nanti kalau pak security sudah memberikan bukti, kamu nggak akan bisa berkilah lagi!” ucap Shanum ketus kemudian menarik tangan Laudya meninggalkan Beryl yang kebingungan dengan maksud Shanum.


“Apa sih maksudnya?” tanya Beryl terheran-heran sambil menggaruk kepala nya karena tak mengerti, namun tetap melanjutkan langkah kakinya menuju ke kelasnya.


Sementara Shanum, sepanjang jalan merasa jengkel dengan Beryl, dan terus mengomel sampai mereka tiba di kantin.


“Sudahlah Num, ngoceh terus kayak bebek. Nggak malu, diperhatiin anak – anak lainnya?” tanya Laudya pada sahabatnya itu yang terlihat menaruh dendam pada Beryl. Lelaki yang tak berdosa di mata Laudya.


“Kesel aku Laudy, kalau ingat kejadian kemarin. Bisa – bisanya aku disiram air comberan yang super busuk begitu, kamu tau nggak, aku habiskan satu botol sabun mandi cair dan setengah botol shampo untuk menghilangkan baunya, serta setengah botol pewangi untuk merendam baju kotor ku, gimana nggak ngamuk coba akunya!” gerutu Shanum menjelaskan.


“Tapi kan belum tentu itu Beryl yang bersalah, bisa jadi orang lain Num, kan belum ada buktinya, dosa loh menuduh orang tanpa bukti?” decak Laudya menjelaskan.


“Aku yakin banget, dan feeling aku gak bakalan salah Laudy, lihat saja nanti penjelasan dari pak satpam, lagian aku sudah memberikan perhitungan padanya tadi pagi,” jelas Shanum sambil berbisik di telinga Laudya.


“Eh, memangnya apa yang sudah kamu lakukan Num?” tanya Laudya dengan membesarkan bola matanya menatap ke arah Shanum. Laudya takut, jika sampai temannya berbuat yang macam-macam pada Beryl.


Bukan tanpa sebab, jika sampai Beryl kenapa-napa. Para fansnya pasti akan menuntut balas dendam pada Shanum. Tentunya Laudya sangat tidak ingin kalau sahabatnya sampai kenapa-napa.


“Sini kuping kamu!” titah Shanum pada Laudya.


Gadis yang tak kalah cantiknya itu pun mendekatkan telinganya pada Shanum, kemudian Shanum membisikan sesuatu pada sahabatnya itu. Seketika tangan Laudya reflek menapol Shanum.


“Hei! Kok aku di tampol sih? Aku salah apa?” tanya Shanum kaget.


“Bisa-bisanya kamu ngelakuin itu, kalau ada yang lihat kamu, habislah riwayatmu Num,” omel Laudya yang tak habis pikir pada kenektana Shanum.


Bagaimana Laudya tidak kaget, ternyata Shanum memberitahukan kalau tadi pagi saat datang kemari Shanum mengoleskan Sampah pada motor Bery. Laudya sangat takut kalau Shanum sampai ketahuan sama fans girl Beryl, bikin pompa jantung Laudya naik turun gara-gara ulah Shanum.


“Jangan khawatir, mereka nggak akan tahu kok. Tadi juga nggak ada yang lihat,” jelas Shanum menenangkan Laudya.

Lihat selengkapnya