“Eh Bu Kos, bikin saya kaget saja. Itu teman saya yang mengantar tadi akhirnya pulang juga,” jelas Shanum pada Bu Kos, “Belum tidur Bu?” tanya Shanum pada pemilik kost.
“Tadi Ibu sudah tidur, dengar suara kirain apaan, ternyata kamu dan temanmu, eh kok ada bau – bau pesing sih? Dari mana baunya?” cetus Bu Kos sambil menutup hidungnya. Bu Kos kemudian berlalu meninggalkan Shanum tanpa menunggu jawaban Shanum mengenai bau pesing, sebab Bu kost sudah mengantuk matanya.
“Eh, masa sih Bu? Shanum nggak ada nyium tuh,” kilah Shanum, tak jujur. Tak mungkin Shanum mengatakan pada Bu kos kalau dia pipis di celana karena takut sama hantu, malu dong! “Ma – maaf Bu, gara – gara Shanum Ibu jadi bangun dari tidurnya,” tutur Shanum pada Bu Kost yang sudah agak menjauh.
“Iya nggak apa, jangan sering – sering!” titah Bu kos pada Shanum dari kejauhan karena tak kuat mencium aroma pesing. Shanum mengendus – endus tubuhnya, “Uwek! bau banget!” lalu segera berlarian ke kamar untuk mengambil handuk dan sabunnya, karena gadis cantik itu akan segera mandi.
***
Sementara itu, Beryl baru saja tiba di rumahnya. Setelah memasukan sepeda motornya ke garasi, Beryl pun segera masuk kedalam rumah. Ceklek! Suara knop pintu yang dibuka oleh Beryl.
“Jam berapa ini Beryl! Kenapa baru pulang jam segini!” tanya Bunda Amanda mengintimidasi putra semata wayangnya.
Beryl melirik smartwatch di pergelangan tangan nya, “Jam dua belas tepat, Bunda,” jawab Beryl santai, kemudian berlalu menuju ke kamarnya.
“Iya tau, maksud Bunda kenapa kamu baru pulang jam segini, paling tidak kamu mengabari Bunda alasan kamu telat?” tanya Bunda Amanda. Wanita cantik itu, masih berdiri menunggu jawaban dari putranya. Sebab sebelum pergi Beryl sudah berjanji akan pulang tepat waktu pada Bunda Amanda, tapi ternyata Beryl mengingkari janjinya, dan Bunda Amanda sangat tidak suka itu.
“Seharusnya yang marah itu Beryl, bukan Bunda loh!” ucap Beryl berkata pada Bunda Amanda.
“Loh! Kok begitu sih? Memangnya kamu telat pulang karena Bunda? Bukan kan! Jadi jelas kan kemana kamu pergi sampai pulang telat!” jawab Amanda pada putranya.
“Beryl habis nganterin Shanum pulang!” jawab Beryl.
“Apa! Kalian pacaran?” tanya Bunda Amanda kaget seraya menutup mulut dengan kedua tangan nya.
“Biasa aja kali Bunda paniknya! Nggak mungkin lah Beryl pacaran sama cewek tengil kayak Shanum, dia itu super nyebelin,” jawab Beryl membela diri.
“Terus, ngapain kamu nganter Shanum pulang kalau bukan karena ada apa – apanya!?” tanya Amanda mengintimidasi putranya.
“Tadi saat Beryl habis pulang dari rumahnya Sulhan, kan melewati Butik Bunda tuh, Beryl lihat Butik masih rame, jadi Beryl tungguin sampai tutup. Kasihan Bunda, anak gadis pulang sendirian, mana dia pulangnya mengambil jalan pintas di gang rawan lagi. Kebayang nggak Bunda, lewat situ di malam jum’at lagi,” jelas Beryl pada Bunda Amanda.
“Oh gitu, kirain bunda kamu habis nge–date bareng Shanum,” sela Amanda pada Beryl.
“Nggak lah, terlalu menyeramkan kalau harus ngedate sama Shanum. Bunda tau nggak, tadi itu sepeda motornya Shanum mati tepat di depan kuburan, ternyata bensinnya habis, jadi mau nggak mau lah Beryl bantu mendorong sepeda motornya, kaki Beryl sakit! Mana Shanum itu berat banget lagi!” cerita Beryl pada Bunda Amanda.
“Bunda menyuruh Shanum tutup jam sembilan, mungkin lagi rame makanya Shanum tutup sampai larut malam, berarti bukan salah bunda dong! Salah customernya, kenapa belanja samp larut gitu. Eh, anak Bunda ternyata baik banget ya, mau nolongin karyawan nya Bunda. Ya sudah, kamu istirahat gih sudah larut banget, Bunda juga sudah mengantuk,” ucap Amanda pada Beryl.
“Malam Bunda, love you,” ucap Beryl pada Bunda Amanda, kemudian berlalu menuju ke kamarnya.
***