“Nah, gitu dong. Ini namanya asisten yang baik dan penurut. Kalau seperti ini kan kamu tidak perlu mendengar omelanku. Ya, kan?” ucap Beryl kepada Shanum yang saat ini masih memijat bahu lelaki itu.
Shanum mencebik kepada Beryl. Walaupun lelaki itu tidak tahu karena posisi Beryl membelakanginya, tetapi itu sudah membuat hatinya jengkel. Sulhan yang melihat tingkah Shanum terkekeh pelan. Sementara itu, Laudya ikut cemberut, merasa kasihan kepada Shanum karena dimanfaatkan oleh Beryl.
“Enak aja. Dia pikir aku ini pembantunya? Enak banget dipijat di depan umum, mana aku sudah jadi pusat perhatian lagi,” ucap Shanum dalam hati.
Gadis itu menoleh ke sekeliling, tiba – tiba saja rasa malu hinggap di hatinya. Semua orang yang ada di sana menjadikan dia dan Beryl sebagai pusat perhatian. Banyak juga orang yang menggunjing tentang mereka, bisik – bisik itu walaupun tidak terdengar tetapi Shanum yakin kalau mereka sedang membicarakan dirinya dan Beryl.
Kalau terus – terusan seperti ini, nama baik Shanum akan tercemar dan mungkin saja mereka berpikir kalau saat ini Shanum sedang memanfaatkan keadaan atau memperalat Beryl untuk kepentingannya sendiri.
“Sepertinya acara memijatinya disudahi saja, ya?” ucap Shanum kepada lelaki itu. Dia sudah tidak kuasa lagi harus menahan diri untuk diam saja, sementara banyak mata memandangnya dengan sorot mata yang benci juga mencemooh.
“Apa kamu bilang? Sudah? Di sini siapa yang bosnya? Aku, kan? Jadi, aku yang menentukan apakah kamu selesai memijat atau belum. Oh ya, karena kamu sudah menawar, maka lanjutkan pijatanmu 10 menit lagi,” cetus Beryl membuat Shanum membulatkan mata.
Gadis itu merapatkan gigi, menahan emosi yang sudah bergejolak. Lagi-lagi dia harus menahan diri untuk tidak berkata kasar kepada Beryl, takut jika lelaki itu mengadu kepada Bunda Amanda dan berimbas pada pekerjaannya.
Beryl sengaja melihat ke sekitar, ternyata benar mereka dijadikan pusat perhatian. Bukannya menghentikan aksinya, Beryl malah tersenyum senang. Itu artinya semua orang tahu kalau saat ini dia sedang dekat dengan Shanum, jadi Beryl sudah pastikan tidak ada lelaki yang berani mendekati gadis itu. Karena kalau sampai itu terjadi, maka kesenangannya akan menghilang, Shanum tidak bisa dimanfaatkan seperti ini lagi.
Shanum menghela nafas panjang sembari memejamkan mata. Dia harus tenang, Laudya yang melihat temannya diperlakukan seperti itu pun tidak terima. Dia membuka suara, membuat Sulhan ikut bereaksi.
“Beryl, apa kamu tidak kasihan kepada Shanum? Semua orang memandangi kalian. Lagian, kamu itu keterlaluan, dari tadi dia disuruh memijati kamu. Memangnya Shanum tukang pijat? Kan tugasnya itu hanya jadi asisten kamu, bukan malah sampai seperti ini,” ujar Laudya akhirnya bersuara.
Dia tidak tega saja melihat Shanum diperlakukan seperti itu. Beryl tertawa pelan. Dia menggeleng-gelengkan kepala sembari mengedikkan bahu, seolah tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Laudya.
“Ini urusanku dan Shanum. Jadi, sebaiknya kamu tidak ikut campur,” ucap Beryl menimpali, lalu menyuruh Shanum untuk kembali memijat bahunya.
Laudya terperangah kaget dengan ucapan yang dilontarkan oleh Beryl. Ternyata lelaki itu tidak peduli dan berhati dingin. Harusnya, kalau Beryl punya hati, dia tidak memperlakukan Shanum seperti ini, di depan umum pula.
“Hei, Laudya. Sebaiknya kamu tidak ikut campur urusan dia. Masih untung kamu tidak terlibat, jadi jangan sampai setelah ini kamu juga malah mendapat akibatnya,” ujar Sulhan memberikan saran kepada gadis itu, lalu dia kembali diam dan tak bisa berbuat apa – apa.
Lewat tatapan mata Laudya meminta maaf kepada Shanum karena tidak bisa membantu. Shanum tersenyum saja. Walaupun sebenarnya dia juga kesal karena Beryl masih saja memperlakukannya seperti ini, tapi mau bagaimana lagi? Kalau dia menolak maka akibatnya akan fatal.
Di saat yang bersamaan, Cindy dan Sonia juga sedang ke kantin. Dia melihat pemandangan yang membuat hati Cindy terasa terbakar. Gadis yang mencintai Beryl itu tidak terima saat melihat sang pujaan hati disentuh oleh Shanum. Walaupun memang Shanum terlihat tidak senang, tetap saja itu sebuah pelanggaran. Cindy tidak suka dengan perlakuan Shanum.
“Wah, Shanum berani banget melakukan itu di depan umum, ya? Walaupun cuma memijat, tapi kan ini sudah keterlaluan. Gadis itu ternyata nekat juga,” ujar Sonia kepada Cindy.
Gadis yang berpakaian modis itu meremas tas yang dipakainya. Dia menatap Shanum dengan benci. Di saat yang bersamaan pula, Shanum melihat kalau Cindy tengah memandangnya sedemikian rupa. Dalam hati, gadis itu merutuk karena ini akan berakhir dengan sebuah masalah. Dia yakin Cindy pasti merasa kesal padanya karena tengah memijat bahu Beryl.
Walaupun demikian, lagi – lagi Shanum tidak bisa berbuat apa – apa karena dia juga akan mendapat akibatnya kalau menolak permintaan Beryl.
“Terang saja, Sonia. Aku akan balas semua perlakuan Shanum. Dia sudah berani menyentuh milikku,” ucap Cindy dengan tatapan tajam. Setelah itu mereka pun pergi dari kantin.
***
Bel masuk telah berbunyi. Di saat itulah Shanum merasa lega karena ini berarti penderitaannya pun berakhir. Shanum mengatakan kalau dia harus pergi ke kelas, adanya mata kuliah yang harus diikuti. Gadis itu tidak lagi mendengarkan perkataan Beryl dan langsung mengajak Laudya untuk pergi dari sana.
Sementara itu, Beryl yang kebetulan satu jurusan dengan Cindy dan Sonia pun tidak ada jam mata kuliah. Jadi dia sengaja menghabiskan waktu disana dengan Sulhan. Di saat seperti ini Cindy pun merencanakan sesuatu untuk membalas dendam kepada Shanum yang sudah berani – beraninya mendekati lelaki yang sangat dia cintai.