Diamas : The Clandestine of Millgrien

Pinanasie K.
Chapter #4

─ .✦ Bab 2 : Some Secret

***

Pukul 2 siang tepat, saat di mana jam pelajaran telah selesai, dan waktunya untuk kembali ke rumahnya masing-masing (kecuali mereka yang sedang ada kegiatan klub). Sebelum beranjak pulang, Fiuuna memutuskan untuk menemui Yumee sekali lagi-membahas pendaftaran Yumee sebagai anggota klub.

"Aku tidak bisa lama menunggu, aku harus mencarinya dan menemukannya." tekad Fiuuna.

Ia berjalan mengitari seluruh gedung akademi. Sesekali, ia menyapa siswa lain yang berlalu lalang dengannya. Sekaligus menanyakan keberadaan Yumee-andaikata diantara dari mereka melihatnya. Namun, hasilnya nihil.

Fiuuna juga mencoba bertanya kepada para guru di akademi. Akan tetapi, tetap saja jawabannya sama-tidak tau. Seorang kakak kelas menghampiri Fiuuna yang terlihat kebingungan, ia pun menanyakan perihal yang sama kepada kakak kelasnya tersebut.

"Gadis dengan rambut hitam yang dikepang unik itu? Sepertinya, aku melihatnya"

"Oh benarkah? Dimana dia??" Seru Fiuuna antusias.

"Sepertinya, dia pergi ke arah sana.." Tunjuk kakak kelas itu ke arah ujung lorong koridor. "Aku tadi sempat melihat dia berjalan melewati koridor kelas itu."

"Baiklah, terima kasih informasinya kak" Fiuuna tersenyum simpul kemudian menunduk hormat. Setelah itu, dia pun pergi ke arah yang ditunjukkan oleh kakak kelas tadi.

Setelah berlama-lama memutari dengan teliti arah yang dituju, Fiuuna berhenti sebentar. "Tunggu, bukankah aku sudah memeriksa tempat ini selama 3 kali. Mengapa aku masih belum menemukan Yumee?" Dia tampak bingung kembali.

Diliriknya arloji yang ada di tangannya. Sudah hampir jam 4 sore. "Aku harus pulang. Ada sesuatu yang harus kulakukan di rumah. Tapi.. bagaimana dengan pendaftaran murid baru itu?" Fiuuna memutarkan matanya, mengembuskan nafas kemudian menggeleng.

"Aku tidak peduli, aku sudah lelah. Lagipula, percuma mencarinya saat ini. Seperti mencari jarum di tumpukan jerami saja" Fiuuna pergi ke klub membereskan beberapa barangnya, mematikan lampu ruang klub dan berjalan dengan sangat cepat menuju rumahnya. "Kalau anak itu benar-benar ingin mendaftar ke klub kami, maka besok ia pasti akan datang menemuiku."

Sementara itu, diterangi oleh sinar matahari sore yang masuk melalui kisi-kisi jendela, Yumee memerhatikan Fiuuna yang melangkah menjauhinya.

***

Rembulan menyinari bumi dengan teduhnya. Burung hantu berkicau pelan beserta merdunya suara jangkrik menenangkan hati. Langit kosong tanpa awan, dipenuhi oleh bintang-bintang kecil agar sang langit tidak terasa hampa.

Di kamar yang mungil nan nyaman, Fiuuna terhanyut dalam cerita fiksi yang sedang dibacanya. Ditemani sang kucing, lampu malam yang cukup terang, serta alunan musik jazz yang indah.

𝑺𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒄𝒂𝒉𝒂𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒕𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂, 𝒕𝒆𝒓𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝒌𝒆𝒂𝒋𝒂𝒊𝒃𝒂𝒏 𝒑𝒐𝒕𝒑𝒐𝒖𝒓𝒓𝒊 𝒊𝒕𝒖 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓-𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒂𝒅𝒂. 𝑺𝒆𝒋𝒂𝒌 𝑹𝒊𝒓𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒐𝒕𝒑𝒐𝒖𝒓𝒓𝒊 𝒊𝒕𝒖, 𝒊𝒂 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒊 𝒌𝒆𝒃𝒆𝒓𝒖𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒏𝒚𝒂. 𝑫𝒂𝒏, 𝒌𝒂𝒍𝒊 𝒊𝒏𝒊 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒌𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒎𝒖𝒏𝒄𝒖𝒍 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒅𝒊𝒓𝒊𝒏𝒚𝒂.

"𝑺𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈, 𝒄𝒐𝒃𝒂 𝒌𝒂𝒖 𝒖𝒄𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒏𝒕𝒓𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒖𝒔𝒆𝒃𝒖𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒅𝒊!" 𝑺𝒆𝒓𝒖 𝒔𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒓𝒊 𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝑹𝒊𝒓𝒊. 𝑹𝒊𝒓𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏𝒈𝒈𝒖𝒌-,𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒏𝒕𝒓𝒂, 𝒊𝒂 𝒍𝒂𝒏𝒈𝒔𝒖𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒐𝒃𝒂 𝒌𝒆𝒌𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒔𝒆𝒌𝒊𝒕𝒂𝒓. 𝑺𝒆𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂, 𝒑𝒐𝒉𝒐𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒖𝒎𝒃𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒅𝒊 𝒅𝒆𝒌𝒂𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒓𝒊𝒎𝒃𝒖𝒏 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉𝒏𝒚𝒂.

𝑹𝒊𝒓𝒊 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒌𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒊𝒕𝒖. 𝑰𝒂 𝒕𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒑𝒐𝒕𝒑𝒐𝒖𝒓𝒓𝒊 𝒌𝒆𝒄𝒊𝒍 𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒖𝒃𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝟏𝟖𝟎°.

Fiuuna hanya senyum-senyum membaca kutipan novel itu. Ia membayangkan jika ia memiliki serbuk potpourri ajaib seperti yang ada di novel favoritnya itu, alangkah senangnya dia. Memiliki kekuatan yang hebat, dan aroma keberuntungan menyertai dirinya.

Sebenarnya, ia pernah membaca di sebuah ensiklopedia tentang tumbuhan. Bahwa ada suatu bunga ajaib yang serbuknya dapat membawa keberuntungan bagi pemiliknya, walaupun itu dicap sebagai mitos atau anggapan belaka di bukunya. Namun, ia lupa akan nama bunganya.

Fiuuna melanjutkan membaca novel miliknya. Tanpa sengaja, ia menemukan sebuah rentetan kalimat yang disusun rapi seperti puisi di halaman terakhir novel.

𝐋𝐚𝐤𝐬𝐚𝐧𝐚 𝐩𝐞𝐥𝐢𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐭𝐞𝐦𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐮𝐧𝐠𝐚

𝐉𝐮𝐠𝐚 𝐛𝐚𝐤 𝐝𝐢𝐤𝐬𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐥𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩𝐢 𝐚𝐤𝐬𝐚𝐫𝐚

𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐦𝐞𝐥𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩𝐢 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐥𝐚𝐢𝐧,

Lihat selengkapnya