Dian

Alfinda Walidah
Chapter #1

Prolog

Ruang ini selalu sama setiap malamnya. Dingin, mencengkam dan tak ada kenyamanan di dalamnya. Aku selalu bertanya apa hanya aku yang berteman dengan kegelapan? 

Kegelapan yang menyebut dirinya bernama kesepian. 

Jangan tanya bagaimana aku mengenalnya, tetapi lihatlah berapa lama dia bersemayam dalam tubuh ini. Memeluk erat seakan tak ingin terpisahkan.

Aku menyeringai setiap kali mengingat perkataan orang-orang bahwa manusia itu harus bahagia setiap harinya.

Bahagia itu bagiku omong kosong! 

Tak ada manusia yang bahagia di dunia ini.

Karena bahagia hanya milik mereka yang percaya ke haluan, yang percaya impian, yang percaya kepada harapan, meski di terpa kenyataan menyakitkan.

Sekali lagi ku tergaskan bahwa tak ada yang namanya kebahagiaan yang kekal dan abadi di dunia ini.

Lihat selengkapnya