Bara, Arka, Naga, Raga, dan Naka sudah selesai sarapan. Mereka semua keluar dari rumah dan masing-masing kendaraan pribadi mereka sudah siap di depan rumah. Bara dan Naga punya selera yang hampir sama. Mobil keduanya adalah Lamborghini Aventador. Bara memilih warna hitam, sedangkan Naga memilih warna putih. Hampir sama dengan kedua kakaknya, si bungsu Naka juga memilih mobil sport. Pilihannya yaitu mobil Ferrari warna merah. Berbeda dengan kaka dan adiknya, Arka lebih menyukai mobil jenis SUV berwarna biru. Dari kelima bersaudara ini, Raga yang cukup berbeda. Dibandingkan mobil, Raga lebih suka mengendarai motor sportnya yang berwarna abu-abu tua dengan motif garis berwarna hitam.
Kelima bersaudara ini mengendarai kendaraan yang berbeda-beda. Tetapi, mereka punya satu tujuan yang sama, yaitu kompleks “DIANDRA BUILDING”.
.
DIANDRA BUILDING adalah bangunan dengan 60 lantai yang merupakan kantor pusat dari Diandra Group. Semua anak perusahaan Diandra Group juga berkantor di bangunan ini. Tepat di sebelah Diandra Building, terdapat sebuah galeri seni yang designnya minimalis namun tetap mewah.
“KAINDRA GALLERY ART”. Itu nama galeri seni yang ada disebelah Diandra Building. Berbeda dengan “Dran by Diandra” yang dibangun Naga di bawah naungan Diandra Group, Kaindra Gallery Art merupakan galeri seni yang dibangun oleh Bara dan berada di bawah yayasan atas nama dirinya sendiri. Nama galeri Bara ini diambil dari nama tengah dan belakangnya, yaitu “Kailash” dan “Diandra”.
.
Arka, Naga, Raga, dan Naka sampai di kantor berbarengan. Kalian pernah menonton drama “Meteor Garden” atau “Boys Before Flower”? Saat keempat saudara Diandra itu berjalan dan masuk ke kantor, kalian akan merasa seperti melihat adegan saat keempat anggota F4 di drama berjalan di antara para siswa lain di sekolah.
Naga biasanya akan berjalan di paling depan dengan wajah dinginnya. Dia tidak bermaksud untuk bersikap dingin, hanya saja wajahnya saat diam memang seperti ekspresi dingin atau marah. Di belakang Naga ada Arka dan Naka. Arka akan tersenyum saat ada pegawai lain yang berpapasan dengannya. Sedangkan Naka akan tersenyum lebih dulu pada orang lain. Di paling belakang ada Raga. Baru beberapa langkah dari pintu masuk, sudah ada tiga ibu-ibu yang bertugas membersihkan kantor memanggilnya dari jauh.
“Mas Raga!” teriak salah satu ibu-ibu yang ada memanggil Raga.
Raga langsung menoleh ke arah suara itu datang. Dia langsung tertawa dan menyapa para ibu-ibu tersebut.
“Bu Naniii! Astaga ..., aku udah kangen banget sama ibu. Kalau bu Reja sama bu Siti gimana kabarnya?” tanya Raga.
“Kita semua sehat-sehat mas Raga. Mas Raga gimana? Kemaren kan mas Raga ga masuk kantor dua minggu gara-gara tugas ke luar kota. Ibu takut mas Raga sakit karena kecapekan, loh,” sahut bu Nani.
“Iya mas Raga. Kita semua khawatir tau sama mas Raga. Khawatir kalau mas Raga sakit.”
“Mas Raga, kita kangen banget sama mas Raga. Ini kita pagi-pagi nungguin mas Raga mau ngasih jamu. Kita bikin jamunya sendiri kemarin. Buat mas Raga, ya. Biar mas Raganya sehat terus kuat buat kerja.”
Raga tersenyum dan langsung mengambil botol berisikan jamu yang diberikan ibu-ibu tadi.
“Astaga .... Padahal gausah repot-repot loh, bu. Tapi gapapa, aku bakal minum ini nanti. Makasih banyak ya, bu!”
“Sama-sama mas Raga. Yasudah itu aja mas. Kalau gitu, mas Raga cepet aja naik ke ruangan mas Raga. Semangat kerjanya ya mas.”
Raga tertawa dan berlari kecil menuju lift untuk ke ruangannya.
.