“Hendra, kita balik ke kantor.”
Bara langsung berjalan keluar hotel dengan sekretarisnya itu. Hendra yang sudah menunggu Bara di lobi hotel sejak tadi langsung berjalan mengikuti Bara.
.
.
.
Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Arka yang sudah menyelesaikan pekerjaannya langsung bergegas pergi untuk pulang ke rumah. Saat Arka ingin masuk ke lift, ia tidak sengaja bertemu dengan pacarnya, Hana.
“Arka?” ujar Hana.
“Eh, hei sayang,” jawab Arka sedikit terkejut melihat pacarnya ada di hadapannya.
Arka kemudian masuk lift dan pintu lift pun tertutup. Hanya ada mereka berdua di lift itu karena lift itu sebenarnya dikhususkan hanya untuk seluruh anggota keluarga Diandra, pimpinan, serta direksi perusahaan. Hanya saja, Hana sering menggunakan lift itu karena merasa ia adalah pacar Arka yang artinya sama saja dengan menjadi bagian keluarga Diandra.
“Kamu ngapain di sini?” tanya Arka.
“Bentar. Kamu baru aja ketemu aku, loh. Sekarang kamu nanya gitu maksudnya karna aku makai lift ini dan bukan lift umum?” jawab Hana ketus.
“Ya engga, bukan gitu. Kok kamu langsung nebaknya ke situ? Ya aku emang mau nanya juga kenapa kamu makai lift ini, tapi yang aku maksud tadi itu lebih ke nanyain apa yang kamu lakuin. Kamu lagi mau pulang atau kayak gimana? Itu maksud aku.”
“Arka. Lift umum tuh penuh sama karyawan lain kalau jam segini. Bakal dempet-dempetan juga di dalem lift. Kamu kok gitu banget, sih? Kamu lebih mau aku ga nyaman pakai lift umum daripada aku makai lift ini?”