Bara sedang bersiap-siap di ruangan pakaiannya yang ada di dalam ruang kerja kantornya untuk agenda malam ini. Entah karena kebiasaan atau apa, seluruh anggota keluarga Diandra mulai dari Lyra hingga kelima putranya memiliki ruangan pakaian mereka sendiri di dalam ruang kerja mereka. Ini memudahkan mereka untuk bersiap-siap pergi ke acara lain dari kantor tanpa perlu harus pulang ke rumah mereka terlebih dulu.
Bara berdiri di depan cermin sambil merapikan jas yang ia kenakan. Malam ini, Bara akan pergi ke pesta ulang tahun putri dari keluarga Wijaya. Keluarga Wijaya adalah salah satu keluarga konglomerat yang ada. Baru-baru ini, mereka mulai tertarik menjadi sponsor di bidang seni. Salah satu yang mulai disponsori keluarga tersebut adalah pameran yang akan diadakan oleh galeri Bara. Jika pameran ini berhasil dan memuaskan, maka keluarga Wijaya akan menjadi sponsor tetap bagi Kaindra Gallery Art. Karena baru menjalin kerja sama, kedatangan Bara ke acara ini menjadi hal yang sangat penting.
Beberapa waktu kemudian, Hendra mengetuk ruang pakaian Bara dan memberitahukan bahwa waktunya sudah tiba untuk berangkat ke pesta tersebut. Bara kemudian keluar dan berangkat.
.
Pesta ulang tahun putri keluarga Wijaya ini diadakan di salah satu hotel bintang lima milik Diandra Group. Di depan pintu masuk ada banyak mobil para tamu undangan yang sudah berjejer. Saat mobil Bara sampai di depan pintu, salah satu staf hotel membukakan pintu mobil Bara. Tamu undangan lainnya yang masih ada di sekitar pintu masuk dan lobby hotel langsung mengarahkan pandangan mereka ke Bara. Bara terlihat sangat tampan mengenakan jas hitam dengan aksen marble di beberapa bagiannya. Ia juga mengenakan dasi yang senada. Rambutnya tertata rapi seperti biasa. Dari seluruh tamu undangan yang ada, sudah pasti malam ini Bara lah yang paling tampan.
Bara berjalan masuk diiringi Hendra dan sampai di hall tempat acara sedang berlangsung. Saat baru masuk ke dalam hall, kembali seluruh mata tertuju padanya. Keriuhan pun mulai terdengar karena semua orang mulai membicarakan kedatangan putra sulung keluarga Diandra itu. Beberapa perempuan bahkan terlihat mulai mencoba berjalan mendekati Bara. Dengan keadaan itu, Bara langsung tersenyum khususnya ke pada para perempuan yang ada dan menebar pesonanya. Ia berjalan dan mengambil segelas champagne yang ditawarkan oleh seorang pramusaji. Saat sedang mencari kursi untuk duduk, tiba-tiba dua orang pria berjalan mendatanginya.
“Permisi Pak Bara. Perkenalkan, saya sekretaris dari Bapak Wijaya. Kami sudah menyiapkan kursi khusus untuk Pak Bara. Silakan, Pak, akan saya antarkan ke kursi Pak Bara. Untuk sekretaris Pak Bara, kami juga sudah menyiapkan tempat tersendiri yang tidak jauh dari kursi Pak Bara. Salah satu staf kami akan mengantar sekretaris anda juga.”
Bara dan Hendra akhirnya berpisah. Bara mengikuti sekretaris keluarga Wijaya itu dan di antarkan ke kursinya. Ternyata, kursi yang disiapkan khusus untuk Bara itu ada di meja khusus keluarga Wijaya. Meja bundar itu berisikan 4 kursi, 3 kursi lainnya sudah di isi oleh Bapak Wijaya, istrinya, serta putrinya yang berulang tahun.
“Ahhh, Pak Bara! Akhirnya tamu kehormatan kita malam ini sudah datang!” ujar Bapak Wijaya menyapa Bara dengan sumringah dan bersalaman dengannya.
Bara tersenyum dan membalas sapaan Bapak Wijaya tersebut. Bara kemudian dipersilakan duduk tepat di sebelah putri keluarga Wijaya yang berulang tahun itu.
“Wah .... Rasanya senang sekali seorang Bara Kailash Diandra yang terkenal itu bisa datang ke acara keluarga Wijaya yang sederhana ini! Malam ini, anda itu tamu kehormatan kami! Hahaha!” ucap Bapak Wijaya.
Bara tersenyum mendengar perkataan itu. Ia sudah bisa menebak arah pembicaraan ini kemana. Bara pun memutuskan untuk mengikuti arah pembicaraan yang ada terlebih dahulu.
“Hahaha .... Justru saya yang terhormat bisa diundang ke pesta ini bahkan dapat kesempatan duduk di sebelah nona cantik yang berulang tahun hari ini. Nona? Selamat ulang tahun, ya.”
Bara menatap putri keluarga Wijaya itu perlahan, menyentuh tangannya, dan mencium tangannya perlahan sambil menatap matanya. Wajah putri keluarga Wijaya itu langsung memerah karena perlakuan Bara padanya.