Pagi hari di kediaman Keluarga Diandra kali ini berbeda dengan pagi-pagi sebelumnya. Bara yang biasa bangun terakhir justru sudah pergi sejak subuh. Naka yang setiap pagi memutar lagu di kamarnya untuk menemani bersiap-siap di pagi hari justru belum bangun karena terlalu banyak meminum alkohol. Meja makan yang biasa digunakan untuk menjadi tempat sarapan bagi keenam anggota keluarga Diandra kali ini hanya tiga kursinya yang terisi.
“Emm..., Bang Bara... di mana?” tanya Raga.
“Bang Bara udah pergi dari subuh. Kayaknya habis kita ngobrol dia cuman ganti baju dan ga lama setelah itu cabut,” jawab Arka.
“Kayaknya dari kita ga ada yang bisa tidur, kan? Bunda juga ga pulang semalem,” sambung Naga.
“Bunda... gapernah ga pulang kecuali lagi di luar kota atau di luar negeri. Bunda selalu pulang biar bisa sarapan bareng kita. Bunda kemana, ya?” tanya Raga lesu.
“Sama kaya kita yang bingung, Bunda juga mungkin lagi bingung. Gue yakin Bunda pasti pulang dan jelasin semua ke kita,” ucap Arka.
“Arka bener. Mungkin karna ini pertama kalinya sejak kejadian yang dulu buat kita kehilangan kontrol Bunda, makanya kita panik gini. Kita jalanin aja kaya biasa. Anggap aja ga ada apa-apa. Nanti juga bakal kelar sendiri,” kata Naga.
.
Naga selesai sarapan lebih dulu dan langsung pergi ke kantor meninggalkan Arka dan Raga.
“Bang Arka...,” panggil Raga pelan.