Diary Cewek Tomboy

Reza Lestari
Chapter #19

Diary Cewek Tomboy 18

Kring ... kring ... kring ....

Alarm di kamar Azka sudah berdering sejak beberapa menit lalu, tapi si pelaku yang menyetel alarm itu, tak kunjung bangun juga sampai sekarang.

Tok ... tok ... tok ...

"Azka bangun, ayo salat subuh," ajak Mira yang berada di depan pintu kamar.

"Iya, Mah," sahut Azka, tapi masih anteng tidur.

"Cepat, Azka. Bangun!"

Azka pun membuka kedua matanya, lalu ia bangkit dari kasurnya, dan berjalan menuju pintu kamarnya.

"Ayo, salat subuh, tapi kamu tolong bangunin dulu Adzwa di bawah, ajak dia salat subuh bareng," ujar Mira saat Azka sudah membuka pintunya.

"Mama aja, deh, nanti kalau Azka yang bangunin dia. Adzwa bisa marah, dia, kan, lagi gak pakek masker, Mah," ucap Azka.

"Emang apa bedanya pakek masker sama engga, sih? Orangnya, kan, sama aja. Udah ayo cepat!" perintah Mama Azka.

"Iya, iya."

Azka pun turun ke bawah, menuju ruang tamu. Sebenarnya kemarin itu, Adzwa disuruh pindah oleh Mira, tapi Adzwa tidak mau. Dan, malah memilih tidur di sofa ruang tamu saja.

"Harimau kutub, bangun, Neng. Salat subuh," ucap Azka sambil menepuk pelan bahu Adzwa.

"Harimau kutub, bangun. Lo masih hidup, kan? Lo belum mati, kan?" tanya Azka sambil mencubit hidung Adzwa, sehingga Adzwa terbangun karena tidak bisa napas.

"Ih ... Lo usil banget, sih, kalau gue mati gimana, karena gak bisa napas? Lo mau tanggung jawab?" gerutu Adzwa.

"Nanti nyawa gue dibagi dua, deh. Setengah buat lo, setengah lagi buat gue," canda azka.

"Gila lo! Dasar sengklek otak, Lo."

Azka tidak membalas lagi, ia hanya menatap Adzwa dengan tatapan yang masih tak percaya. Jika yang berada di hadapannya itu adalah Adzwa, ia masih tak percaya jika ternyata Adzwa adalah kembaran Zahra.

"Kenapa lo nggak pernah bilang sama gue yang sejujurnya?" tanya Azka

"Memang penting, kalau gue bilang sejujurnya sama lo?" tanya balik Adzwa.

"Sangat penting! Karena ini menyangkut lo."

Adzwa terdiam setelah mendengar itu, selama ini ia tak bisa jujur pada Azka. Karena ia masih ragu, jika ada orang lain mengetahui tentangnya. Ia hanya tidak ingin, Azka menjadi merasa kasihan padanya. Karena ia tidak butuh dikasihani.

"Kalau selama ini lo berusaha menutupi siapa lo yang sebenarnya, kenapa sekarang lo malah buka identitas lo itu di hadapan Mama dan gue?" tanya lagi Azka.

"Mungkin, karena gue udah benar-benar lelah." Adzwa tersenyum miris setelah menjawab itu. Kenyataannya, ia sudah lelah sejak dulu. Namun, kali ini ia benar-benar lelah sekali. "Gue siap, kalau lo mau menjauh dari gue," lanjutnya, membuat dahi Azka mengernyit.

"Kenapa gue harus menjauh dari lo?"

"Karena gue udah bohongi lo selama ini, gue nggak pernah jujur kalau gue itu adalah kembaran, Zahra."

"Setiap orang punya privasi, dan memiliki alasannya sendiri. Gue nggak merasa dibohongi, kok. Karena sejak awal juga, gue mengenal lo sebagai cewek misterius. Malah sekarang, kayaknya gue orang yang beruntung. Karena menjadi orang kedua yang bisa tahu seperti apa wajah sosok misterius seorang Adzwa, yang selama ini selalu ditutupi masker dan kacamata," jelas Azka dengan senyumannya yang mengembang.

"Makasih." Azka menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Mama gue ngajak salat subuh berjamaah, siap-siap sana," ujar Azka, yang langsung diangguki Adzwa.

Gadis itu, bangkit dari sofa yang ia tempati semalaman. Lalu, pergi meninggalkan Azka untuk ke kamar mandi. Mira pernah bilang padanya untuk menganggap rumah itu sebagai rumahnya sendiri, untuk itu, sekarang Adzwa tak segan lagi kalau berada di rumah Azka.

***

Kini Azka, Adzwa, dan Mira sedang sarapan pagi bersama di ruang makan. Dan, ini adalah pertama kalinya Adzwa mau makan di tempat orang lain, dengan begitu bebas.

"Lahap amat lo makanya? Kayak belum makan 1 tahun aja," cibir Azka pada Adzwa.

"Selagi gue lagi bebas, jadi gue makan sesuka hati gue. Lagian, tante Mira juga gak apa-apa. Iya, kan, tante? Aku makan sebanyak apa pun." Mira tersenyum saat mendengarnya, lalu menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Tnte itu suka senang kalau liat kamu. Soalnya kamu itu apa adanya, gak jaim kayak cewek- cewek yang lain kalau makan," ujar Mira, yang membuat Adzwa ikut tersenyum.

"Tante bisa aja. Oh, ya, ini perdana aku makan di tempat lain, selain rumah, Oma," kata Adzwa yang terkesan luar biasa.

"Iya, lah, selama ini, kan, lo kayak gak pernah makan. Di sekolah aja boro-boro makan, nginjak ubin kantin aja lo gak pernah!" ledek Azka.

"Bodo!" ucap Adzwa sambil menjulurkan lidahnya pada Azka.

"Jelek lo!'

"Lo yang jelek, bukan gue."

"lo!'

"Eh, sudah. Ayo cepat habiskan sarapannya, kalian harus sekolah," ucap Mira, melerai perdebatan di antara Azka & Adzwa sebelum makin panas.

"Iya, tante."

Lihat selengkapnya