Diary Cewek Tomboy

Reza Lestari
Chapter #23

Diary Cewek Tomboy 22

Adzwa pun sampai di kelasnya, ia melihat sudah banyak teman-temannya yang sudah berada di kelas. Terlihat di sana sudah ada Azka dan Zahra juga yang duduk di bangkunya masing-masing. Adzwa pun melangkahkan kakinya masuk ke kelas, tapi ia tak berjalan menuju bangkunya.

"Gi, pindah, gih. Gue mau duduk di sini," pinta Adzwa, ya, kali ini Adzwa berada di bangku Regi dan Aldi.

"Pindah ke mana? Emangnya kenapa gue harus pindah?" tanya Regi.

"Ke mana aja, deh, serah lo. Mau pindah ke kolong jembatan pun gue gak peduli, yang penting Lo pindah. Gue mau duduk di sini."

"Lah, bangku lo, kan, di sana. Kenapa nyuruh gue pindah dari bangku gue?" gerutu Regi yang dibalas dengan tatapan tajam Adzwa padanya. "Iya, iya, gue pindah," lanjutnya sambil mengambil ranselnya, lalu beralih pindah ke bangku sebelah Azka.

Adzwa pun duduk di sebelah Aldi, orang-orang hanya melihatnya aneh pada Adzwa. Namun, mereka tidak terlalu peduli padanya, kecuali Azka yang melihatnya, ia masih merasa bersalah pada Adzwa.

"Lo kenapa, sih, Wa? Ada masalah sama Azka?" tanya Aldi.

 "Gak apa-apa, dan gak ada apa-apa," balas Adzwa seadanya.

"Oh, terus kemarin lo nemuin Azka gak?" tanya lagi Aldi.

"Gue lagi badmood. Jadi, please ... jangan ganggu gue, atau lo yang kena semburan gue."

 "Iya, deh, iya."

"Wa," ucap seseorang yang baru menghampirinya, dia adalah Azka.

"Wa gu---"

"Di, anter gue ke perpus, yuk. Banyak buku yang harus gue pinjam," sela Adzwa cepat, sambil bangkit dari bangkunya. Lalu, menarik tangan Aldi untuk segera ikut dengannya. Namun, saat mereka hendak melangkah, Azka langsung menahan pergelangan tangan Adzwa. "Lepasin gue!" Adzwa meronta agar tangannya terlepas dari genggaman azka.

"Please, Wa. Gue mohon dengerin gue," pinta Azka dengan wajah memelasnya.

"Dengerin apa lagi, sih? Lagian gue udah bilang, kan, sama lo, jangan pernah deketin gue lagi! Jauhin gue, dan jangan pernah masuk ke dalam hidup gue lagi!" desis Adzwa, lalu pergi dari kelasnya. Bahkan, ia melupakan Aldi yang tadi ia ajak untuk ke perpus.

"Ada apa, sih, Ka?" tanya Aldi pada Azka setelah mendengar ucapan Adzwa barusan.

"Panjang ceritanya."

"Sabar, ya, lagi PMS kali dia. Dia aja tadi bilang sama gue, kalau dia lagi badmood gak mau di ganggu. Mungkin dia butuh waktu sendiri dulu," ucap Aldi sambil menepuk bahu Azka, yang dibalas dengan anggukan.

***

Adzwa tengah makan sore di ruang makan sendiri. Karena siangnya sudah lewat, dan berhubung ia belum makan saat menjelang sore. Jadi, ia makan saja, daripada kelaparan.

"Lo udah makan aja, padahal gue mau ajak lo makan di luar," ucap Zivan yang baru saja menghampirinya.

"Kalau pun gue belum makan, gue gak minat untuk ikut lo," balas Adzwa.

"Kok, gitu, sih? Padahal, gue mau traktir lo beli ice cream cokelat porsi jumbo, kesukaan lo."

"Gue gak suka ice cream. Jadi, percuma lo mau traktir itu!"

"Bang, jadi pergi gak?" tanya Zahra yang baru datang ke ruang makan.

"Jadi, kok, tadinya mau ajak Adzwa."

Prang!

Dengan sengaja Adzwa melempar sendok yang dipegangnya ke piring. Lalu, ia bangkit dari tempat duduknya. Kali ini ia tidak nafsu lagi untuk makan.

"Wa, lo mau ke mana? Bukannya lo lagi makan?" tanya Zivan.

"Kenyang!"

"Kenyang gimana? Makanannya belum abis, malaha gue liat lo baru makan satu suap aja. Kenyang dari mananya? Emang sebelumnya lo makan apa sampai-sampai udah kenyang gitu?"

"Makan hati!" desis Adzwa dengan penuh penekanan, lalu pergi dari sana. Zahra yang melihat Adzwa seperti itu, hanya menundukan kepalanya.

***

Azka sedang duduk di taman belakang rumahnya sendirian, kali ini ia benar-benar bingung apa yang harus ia lakukan pada Adzwa, agar gadis itu tidak marah lagi padanya.

Azka membuka aplikasi WhatsApp di ponselnya, ternyata sudah ada banyak chat group yang belum ia baca

  Azka 💗 Adzwa

Adzwa Azzivanda: Siapa yang ganti nama group? Pakek bawa-bawa gue segala lagi. Seenaknya aja lo pakek-pakek nama gue, yang pakek nama gue harus izin dulu tau!!! 😠

Aldi: Yang ganti tuh si Sandy.

Lihat selengkapnya