Hasil bersih-bersih kamar hari ini aku menemukan benda-benda bersejarahku dari masa lalu. Salah satunya ya diary ini.
Yang kuingat diary itu aku beli di toko ATK dekat sekolahku. Itu diary memang sudah lama kuincar. Aku beli pakai uangku sendiri. Mau minta uang ke ibu buat beli tapi takut nggak dikasih. Soalnya aku baru aja masuk SMP. Uang ortuku pasti sudah banyak tersedot untuk biaya pendaftaran dan lain-lainnya. Akhirnya kuputuskan untuk membelinya dari hasil mengumpulkan uang jajanku selama dua minggu.
Dengan penasaran kubuka halaman pertama, Aku baca sebuah tulisan pendek. Mirip sebuah puisi. Sepertinya aku sedang menulis sepenggal puisi di lembar diaryku itu.
24 Juli 2000
Dear Diary
Ia begitu sempurna
Tak perlu sebuah kamera untuk menggambarkannya
Cukup aku memejamkan mata
Sosoknya akan tercipta dengan nyata
Mataku langsung terbelalak. Sebuah pertanyaan melintas tiba-tiba.
”Ini aku yang nulis?”
Aneh. Bisa-bisanya aku menulis kata seperti ini. Lebay banget. Biasanya aku tegas. Bahkan cenderung galak. Jauh dari kata puitis dan romantis. Masak orang galak nulis model beginian?
”Kenapa ada tulisan kayak gini ini di diaryku?”
Akhirnya aku membalik halaman berikutnya. Kembali aku menemukan tulisan menyerupai puisi lagi.
28 Juli 2000
Dear Diary
Dia kadang seperti magnet
Tapi kadang juga seperti pusat tata surya
Dan aku hanyalah satu dari sekian benda langit yang mengelilinginya
Mungkin dia tidak tahu itu
Dan mungkin nggak mau tahu
Bukan masalah buatku
Asal dia bisa tersenyum bahagia
Aku juga begitu...
Oh TIDAAAAAKKKK!!!
”Apa benar ini tulisanku?”
Dahiku mengernyit. Tangan kiriku menggaruk kepalaku. Aneh. Aku kenapa waktu itu? Sampai nulis kayak ginian. Kembali aku membuka halaman selanjutnya. Kubaca yang tertulis di situ.
31 Juli 2000
Dear Diary
Perlu listrik berkekuatan sekian ribu volt untuk membuat ia tersetrum menyukaiku
Ada banyak yang mengelilinginya
Sepertinya mereka juga menyukainya
Sama sepertiku
Entah siapa yang ia suka