22 November 2000
Dear Diary
Tadi pelajaran Biologi
Bolpoinku tintanya habis
Aku minta Surya meminjami aku bolpoin
Dia memberiku bolpoin
Aku kira itu bolpoinnya
Ternyata bukan
Itu bolpoin Irham
Sekelebat kenangan di masa itu melintas di pikiranku.
Pelajaran Biologi tetap di kelas meski berkelompok. Seluruh isi kelas sudah berkumpul sesuai kelompok masing-masing. Posisi kelompokku ada di deretan paling depan di sisi kanan, yang paling dekat tembok.
Sepertinya biasa aku ditempatkan di sebelah tembok oleh Nefertiti. Katanya ini adalah formasi tetap setiap kami berkelompok di pelajaran Biologi. Bu Hariyati meminta kami membuka buku paket. Irham menyadari kalau ia tadi belum membawa buku paketnya. Ia izin kembali ke kursinya untuk mengambil buku paketnya.
”Sur, pinjem bolpoin dong!”
Irham sedang ke bangkunya, jadi aku bisa leluasa ngobrol dengan Surya tanpa terhalang badannya Irham.
”Bolpoinmu kenapa?”
”Habis tintanya."
”Nggak bawa cadangan?”
”Nggak."
”Nih,” kata Surya sambil menyerahkan bolpoin yang ada di dekatnya ke arahku.
Aku kembali konsentrasi ke arah Bu Hariyati yang ada di depan kelas. Irham juga sudah kembali ke kursi yang ada di sebelahku.
Bu Hariyati memberikan penjelasan sambil sesekali kami diminta melihat buku paket. Beberapa menit kemudian beliau meminta kami mencatat apa yang beliau diktekan. Kami semua sibuk mencatat. Aku juga.
”Kamu kenapa nggak mencatat?”
Semua langsung kaget. Berhenti mencatat. Dan melihat ke arah Bu Hariyati. Siapa gerangan yang ditanya Bu Hariyati.
Pandangan Bu Hariyati tertuju ke kelompokku. Seisi kelas jadi ikut melihat ke arah pandangan Bu Hariyati.
”Bolpoin saya rusak, Bu,” jawab Irham.
Sontak aku kaget. Ternyata yang ditegur Bu Hariyati tadi Irham. Terlihat Bu Hariyati menggelengkan kepalanya.
”Tadi bukunya, sekarang bolpoinnya,” keluh Bu Hariyati.