DIARY DAYRA

yuntari ifti
Chapter #3

Sekolahku

"Bila relung jiwa ini bertanya kepada hati "apakah kamu mencintainya?"

jujur maka hati akan menjawab YA

sebab sedalam apapun perasaan yang aku sembunyikan tentang dirimu didalam hatiku

semuanya akan bertebaran menjadi satu kesatuan yang nyata tentang cinta..."



SMA BHAKTIA PURNAMA adalah salah satu sekolah favorite yang banyak di minati oleh kalangan remaja. Bisa dibilang sekolah ellite ini adalah sekolah yang banyak memiliki segudang prestasi dan edukasi tinggi dikalangan sekolah lainnya. Maka tak heran jika semua siswa yang ada di dalamnya juga memiliki bakat dan kemampuan yang beragam.

Salah satu nya adalah deryan, siswa yang baru duduk di kelas XI IPS 1 ini memiliki bakat yang dapat di kenal luas oleh semua warga sekolah. (SENI), ya deryan mempunyai darah seni yang mengalir dalam tubuhnya. Ia bisa apa saja semua tentang seni, dia juga terpilih menjadi ketua ekstrakurikuler musik karena kemampuan dalam bermain musik sangat jago dibandingkan teman-temannya.

Tepat pukul 07.00 wib, pak rudy (yang lebih dikenal si satpam galak) perlahan mulai menutup gerbang sekolah. Para siswa-siswi berlarian menuju kelas nya masing masing ketika mendengar suara bel masuk berbunyi. Namun, tetap saja banyak siswa yang tidak disiplin datang ke sekolah sesuka hati nya, Padahal kan mereka tahu peraturannya, kalau terlambat datang ke sekolah lebih dari jam 07.15 wib akan disuruh pulang kembali.

"Baik anak-anak sekarang kita buka buku ekonomi halaman 112 ya". ucap ibu vanya kepada murid-muridnya.

Ibu vanya beshara adalah seorang wali kelas sekaligus guru mata pelajaran ekonomi di kelas XI IPS 1. Dia sangat disukai oleh semua murid di sekolah itu, karena dengan kebaikan dan kesabaran nya dalam mengajar. Selain itu juga, wajahnya yang cantik mampu membuat semua murid lelaki sering memberikan gombalan alay kepadanya.

"Selamat pagi" sapa seorang siswa yang baru saja datang dengan kondisi tangan kiri yang masih dibalut dengan perban.

"Deryan, silahkan masuk dey" sontak ibu vanya dan semua murid yang ada di dalam kelas melirik ke arah deryan.

deryan pun berjalan menghampiri ibu vanya

"Maaf bu, deryan terlambat "tuturnya dengan wajah melas.

Untung nya deryan sampai kesekolah tepat pukul 07.08 jadi masih bisa di bukakan gerbang oleh pak rudy.

"Tidak apa-apa dey, tetapi emangnya kamu sudah sembuh?" ibu vanya terlihat khawatir melihat kondisi deryan.

"Deryan sudah sembuh bu, jadi deryan bisa mengikuti pelajaran seperti biasanya. "tuturnya dengan semangat.

"Tapi tangan kamu?"

"Deryan kuat kok bu" jawab deryan memotong perkataan ibu vanya.

"hmmm, baiklah dey silahkan duduk " tunjuk ibu vanya ke tempat duduk deryan.

Deryan pun melangkahkan kaki nya menuju kursi kedua dari depan.

"Ternyata lo udah sembuh dey, lihat aja urusan lo sama gue belum pernah selesai" sinis salah seorang siswa kepada deryan.

Lalu semua siswa mulai mengikuti pelajaran seperti biasa.

***

Lihat selengkapnya