Saat kecil aku ingin cepat dewasa. Agar tak lagi merasakan bagaimana semuanya terasa lebih besar. Betapa repotnya memanjat ke atas kursi. Dan bagaimana ketika aku bisa puas berada dibawah guyuran hujan. Sungguh, Aku ingin merasakan itu.
Dan apa kau tau apa yang ku mau saat diusia ini?
Rasanya aku ingin kembali menjadi anak-anak. Berada di gendongan orang-orang yang menyayangiku.
Aku ingin merasakan itu lagi, bagaimana kehangatan pelukan ibuku.
Diary…
Apakah itu bisa terulang lagi?
Gedoran di pintu kamarku membuatku terkejut. Bahkan buku diary tergores pulpen yang sedang kupegang. Padahal aku sudah biasa dengan itu, tapi bagaimana mungkin aku masih bisa terkejut setengah mati seperti ini.
Seperti dugaanku, suara nyaring itu langsung menari-nari di telingaku. Padahal, tanpa diteriaki pun, Aku bisa mendengar walaupun Dia berbisik sekalipun di sana.
Baiklah, mungkin itu terlalu berlebihan.
Secepat kilat Aku langsung membuka pintu kamarku dan menemukan dia yang menatapku nyalang.
Dia, ibuku. Ya, walaupun ia tidak lebih baik untuk mendapatkan julukan seperti itu.