Ketika kenyataan semakin kabur, kebenaran pun menjadi buruan yang tak terhindarkan.
Berita soal kematian Anisa terus-menerus diperbarui di banyak media online. Berita itu muncul lagi, seolah tidak ingin memberi Nadia ruang untuk bernapas. Anisa, sahabatnya yang dulu ceria dan penuh kehidupan, kini menjadi topik hangat yang diperbincangkan banyak orang.
Bukan hanya itu, kematian Anisa telah memicu beragam spekulasi yang berkembang liar di berbagai platform. Teori-teori konspirasi muncul dari komentar-komentar netizen yang penasaran dengan misteri di balik kematian tragis tersebut.
Nadia mengusap wajahnya, merasa beban di dadanya semakin berat. Rasanya seolah setiap artikel yang dibacanya mengorek luka lama yang belum sembuh. Matahari di luar mulai meredup, seakan bersekongkol dengan suasana hatinya yang makin suram.
Tanpa banyak pikir, Nadia mengklik tautan tersebut untuk yang sekian kalinya. Video yang muncul di layar ponselnya memperlihatkan wajah Umay yang serius, memberikan analisis mengenai kematian Anisa. Dalam video itu, dua dokter dari Rumah Sakit Nusa Media juga ikut berbicara, menambah dimensi baru dalam pemberitaan. Video tersebut telah menjadi trending topic, dengan ribuan komentar yang terus bertambah setiap menitnya.
"Kalau Dokter Surya benar-benar tidak terlibat, kenapa dia terlihat sangat canggung saat menjawab pertanyaan?"
"Siapa sebenarnya teman Anisa yang melakukan kesalahan dalam insiden itu, kenapa dia tidak muncul untuk menjelaskan semuanya?"
Nadia membacanya dengan kening berkerut. Komentar-komentar itu membuatnya gelisah. Publik mulai menuntut penjelasan lebih dari para dokter, dan tekanan ini membuat Nadia merasa semakin terdesak untuk mencari kebenaran. Tetapi, di tengah tekanan ini, Nadia merasa ada yang tidak beres. Ada bagian dari cerita ini yang seolah tidak tersentuh oleh pemberitaan, bagian yang hanya bisa ia temukan jika ia terjun langsung.
"Apakah mereka benar-benar tahu apa yang terjadi? Atau hanya sekedar mencari sensasi?" pikir Nadia, perasaannya campur aduk antara marah dan cemas.
Dia tahu bahwa semakin lama ia membiarkan hal ini berlalu, semakin sulit bagi Anisa mendapatkan keadilan. Publik hanya melihat permukaan, tapi ada sesuatu yang lebih dalam yang harus dia gali, sesuatu yang hanya dia yang mungkin bisa mengungkapnya.
Nadia merasa bahwa dia tidak bisa tinggal diam lagi. Tidak dengan semua spekulasi yang mengerubungi nama baik sahabatnya.
Nadia menghela napas panjang sebelum akhirnya memutuskan untuk melakukan langkah yang lebih nyata. Dia tahu bahwa mencari Fitri, sosok yang disebutkan Anisa dalam diary-nya, adalah langkah pertama yang harus diambil.
Diari itu mencatat insiden yang hampir merenggut nyawa pasien, dan Fitri disebutkan sebagai orang yang ceroboh dalam kejadian tersebut. Nadia yakin, jika dia bisa menemukan Fitri, mungkin dia akan mendapatkan jawaban yang selama ini dia cari.