Nadia baru saja tiba di kos-kosannya, keletihan menghantam tubuhnya setelah seharian penuh pencarian yang sia-sia. Langit sore yang kelabu seakan mencerminkan suasana hatinya yang hampa. Dia merasakan beban berat di pundaknya, dan setiap langkah menuju kamar kos terasa semakin melelahkan.
Sesampainya di depan pintu kamar, Nadia meraba-raba dalam tasnya, mencari kunci dengan tangan yang terasa kaku. Rasa frustrasi membuncah di dadanya. Dia merasa seperti mengejar bayangan—fitri masih belum ditemukan, dan harapan untuk mendapatkan informasi baru tentang Anisa semakin tipis.
Pintu kamar terbuka dan Nadia melangkah masuk. Kasurnya terlihat sangat mengundang setelah hari yang melelahkan ini. Tanpa pikir panjang, ia terhempas ke atas kasur, memandang langit-langit yang penuh dengan poster-poster motivasi yang sudah mulai pudar.
Ponsel di sampingnya bergetar, memecah kesunyian kamar yang mendalam. Dengan sedikit rasa penasaran, Nadia meraih ponsel dan membuka notifikasi. Sebuah unggahan baru dari akun anonim yang sering dia ikuti, @HiddenEyes. Nadia merasa hati dan pikirannya serasa diseret ke dalam vortex gelap yang penuh teka-teki.
"Apalagi sekarang?" gumamnya dengan suara serak, menatap layar ponsel dengan perasaan campur aduk. Unggahan terbaru itu membahas persahabatan Anisa dan Sri serta menyoroti kesalahpahaman tentang David, pacar Sri. Detail-detail yang disebutkan terasa begitu pribadi dan mengganggu.
"Bagaimana akun ini bisa tahu semua ini?" tanya Nadia dalam hati, dengan perasaan bingung dan marah.
Komenter-komentar netizen memenuhi bagian bawah unggahan tersebut:
- @Nahakieu: "Jangan tanggung dong min, spill aja semua isi diary-nya!"
- @Kiarincupu: "Makin ke sini makin ke sono nih akun, bau-bau settingan mulai tercium guys.."
- @MisteriAnisa: "Bagaimana mungkin @HiddenEyes tahu semua ini? Jangan2 mereka yang bikin Anisa Bundir!"
- @JongosBabu: "Kita tunggu geys Sri dan David diundang ke Yutub Umay.."
- @KidungSunjae: "Kuy kawal sampai tuntas, jangan diem dong bang @hotmamaPrancis, tindak tegas!"
Nadia merasa hatinya semakin sesak saat membaca berbagai spekulasi itu.
"Siapa sebenarnya di balik akun ini?" gumamnya, matanya terus tertuju pada layar.
Semalaman Nadia terjaga, pikirannya berputar-putar memikirkan pola unggahan @HiddenEyes. Pagi tiba dengan lambat, dan Nadia duduk di ruang kerjanya yang sempit di depan laptop. Dia menggerakkan jari-jarinya dengan cepat di atas keyboard, mencoba mengungkap lebih banyak informasi tentang akun misterius tersebut.
Di layar laptop, Nadia mulai meneliti unggahan-unggahan lama dari @HiddenEyes. Pola itu semakin terlihat jelas—unggahan muncul setiap delapan hari sekali, sering kali bertepatan dengan peristiwa penting terkait kematian Anisa atau spekulasi tentang Rumah Sakit Nusa Medika.
“Kalau begitu, unggahan berikutnya harusnya...” gumamnya sambil melihat kalender. Nadia terkejut saat dia menyadari sesuatu. Jika pola ini benar, unggahan berikutnya kemungkinan besar akan membahas Umay.