Diary Kelabu Dokter Muda

Jiebon Swadjiwa
Chapter #31

Bab 31: Penangkapan

Pagi itu terasa berbeda bagi Umay. Matahari baru saja muncul di balik gedung-gedung tinggi perkotaan, tetapi di apartemen kecilnya, suasana terasa gelap dan berat. Ponselnya tergeletak di meja dengan layar yang terus menyala, menampilkan ratusan notifikasi. Setiap detik, pesan masuk dari para netizen yang marah, mengutuknya, bahkan mengancam. Setelah unggahan diary Anisa oleh akun @HiddenEyes yang mengekspos keterlibatan Umay, seluruh internet seolah berbalik melawannya.

"Kamu pikir kamu siapa, Umay?" teriak seorang netizen dalam salah satu pesannya. "Kamu tidak punya hak untuk menyebarkan curahan hati seseorang yang sudah meninggal!"

Umay menutup ponselnya dengan gemetar. Dia tahu bahwa tindakannya menyebarkan sebagian rekaman percakapan Anisa adalah kesalahan, tetapi dia tidak pernah menyangka dampaknya akan sebesar ini. Setiap kali dia membuka media sosial, tagar #BoikotUmay menjadi lebih viral. Jumlah subscriber di kanal YouTube-nya merosot tajam. Dia mencoba untuk bersembunyi dari dunia, berharap badai ini segera berlalu, tetapi kenyataan berbicara lain.

Di saat yang sama, suara ketukan keras terdengar dari pintu depan. Umay terlonjak kaget, hatinya berdetak kencang. Siapa yang datang sepagi ini? Dia melangkah perlahan menuju pintu, dengan pikiran bercampur aduk, berharap itu hanya pengantar paket atau tetangga yang salah alamat.

Namun, ketika dia membuka pintu, dua orang polisi berdiri di sana dengan wajah serius. 

"Umay, kami dari kepolisian. Anda ditangkap atas tuduhan penyebaran materi pribadi tanpa izin dan keterlibatan dalam kasus kematian Anisa," salah satu polisi berbicara dengan nada tegas. 

Umay merasa dunianya runtuh. Matanya melebar, keringat dingin mulai membasahi dahinya. "Apa? Tidak! Saya tidak... saya tidak berniat seperti itu!" suaranya terdengar putus asa, tetapi polisi sudah bersiap memborgol tangannya.

"Kami hanya menjalankan tugas, Umay. Anda bisa memberikan pernyataan di kantor nanti."

Dengan tangan terborgol dan wajah penuh ketakutan, Umay dibawa keluar dari apartemennya. Saat dia turun melalui lorong-lorong apartemen, beberapa tetangganya terlihat mengintip dari pintu yang sedikit terbuka, menyaksikan pemandangan itu dengan pandangan campur aduk—antara kasihan dan terkejut.

***

Beberapa jam kemudian, berita tentang penangkapan Umay mulai tersebar dengan cepat. Di kantor berita tempat Farhan bekerja, seluruh tim jurnalis bersiap-siap untuk meliput kejadian besar ini. Farhan, yang sejak awal tertarik dengan kasus Anisa, merasa bahwa ini adalah salah satu momen penting dalam penyelidikannya.

Farhan mengetik dengan cepat di meja kerjanya, merangkai kata-kata untuk artikel terbaru. "Penangkapan Umay bisa menjadi titik balik besar dalam kasus ini. Semua orang ingin tahu, seberapa jauh keterlibatannya dalam penyebaran diary Anisa," gumam Farhan sambil terus mengetik.

"Farhan, kamu yakin Umay benar-benar terlibat dalam kematian Anisa?" tanya seorang rekan kerjanya yang mendekat, sambil menyerahkan secangkir kopi.

Farhan berhenti sejenak dan menatap layar komputer di depannya. "Aku tidak yakin. Tapi dari apa yang aku temukan sejauh ini, ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar penyebaran diary. Ini bukan hanya tentang Umay, ini tentang siapa saja yang berada di balik akun @HiddenEyes dan apa motif mereka."

Farhan kembali mengetik, memastikan artikelnya penuh dengan informasi akurat namun tetap menggugah rasa penasaran pembaca. "Ini adalah momen yang krusial. Dengan penangkapan Umay, masyarakat pasti akan terus menekan pihak kepolisian untuk mengungkap kebenaran yang sesungguhnya."

Saat dia selesai menulis, layar televisi di sudut ruangan menampilkan liputan langsung penangkapan Umay. Wajah Umay yang penuh dengan kecemasan terlihat jelas, dikelilingi oleh para polisi yang membawanya ke dalam mobil tahanan.

Judul berita besar terpampang di layar: "YouTuber Umay Ditangkap Terkait Kasus Kematian Anisa."

"Ini belum berakhir," kata Farhan dalam hati, sambil meneguk kopinya. Dia tahu bahwa di balik semua ini, ada kebenaran yang lebih gelap yang belum terungkap.

Lihat selengkapnya