Suara ketikan terdengar begitu jelas dan berirama, seakan jemari lincah sedang menari-nari di atas keyboard dibawah cahaya remang-remang di sebuah ruangan dengan semilir angin lembut dari kipas angin yang terpasang di langit-langitnya. Sorotan cahaya dari beberapa layar monitor menciptakan suasana penuh misterius. Di hadapan layar monitor duduk sesosok misterius yang dikenal di jagat maya sebagai @HiddenEyes. Jemarinya lincah terus menari di atas keyboard, sementara matanya tak lepas dari layar yang menampilkan berbagai data dan rekaman CCTV.
"Umpannya sudah tersebar... dan reaksi publik melebihi ekspektasiku," bisik @HiddenEyes, senyum tipis muncul di wajahnya. Ia memeriksa statistik dan grafik yang menunjukkan lonjakan besar dalam interaksi media sosialnya, memantau setiap reaksi dari berita yang baru diunggah. Tidak ada keraguan bahwa informasi yang telah ia sebarkan berhasil memicu keributan besar.
Di layar utama, notifikasi dari akun sosial medianya terus berdatangan—komentar, reaksi, dan unggahan berita baru yang mengulas skandal besar yang baru saja diungkapkan. Setiap detik yang berlalu, semakin banyak orang yang terlibat dalam percakapan ini, menambah panas suasana. Tuduhan terhadap Dr. Aditya, sosok yang selama ini dihormati, telah mengguncang publik, dan @HiddenEyes tahu, inilah momen yang telah dinantikannya.
Namun, malam ini, sesuatu yang lebih menarik perhatian @HiddenEyes daripada sekadar ledakan di dunia maya. Di layar lain, tampak rekaman CCTV rumah sakit Nusa Media, tempat di mana semuanya bermula. Sosok misterius itu telah menanam akses ke kamera rumah sakit tersebut, memantau setiap gerakan dengan cermat. Dari sudut lorong yang sepi, dua sosok terlihat tengah berjalan cepat—Farhan dan Nadia.
"Ah, kalian mulai bergerak, akhirnya," gumam @HiddenEyes sambil menyipitkan mata. Ia tahu siapa mereka dan apa yang sedang mereka cari. Tapi, yang membuatnya semakin waspada adalah kenyataan bahwa mereka hampir mendekati inti dari rahasia besar ini.
Dari kamera CCTV, Farhan dan Nadia tampak sedang berdiskusi dengan cemas, berdiri di depan sebuah ruangan yang tak terlalu ramai di malam hari. Gerakan tubuh mereka menunjukkan ketegangan yang sulit disembunyikan. Farhan mengamati sekeliling dengan hati-hati, sementara Nadia tampak semakin gelisah.
Farhan melirik ke arah Nadia. "Kita harus cepat, Nad. Kalau terlalu lama, bisa-bisa kita ketahuan."
Nadia mengangguk, tapi wajahnya tetap tegang. "Kamu yakin data ini ada di sini? Kalau kita salah, kita hanya buang-buang waktu."
Farhan menghela napas, menyapu pandangannya ke lorong yang sepi. "Tidak ada pilihan lain. Aku merasa sesuatu yang besar disembunyikan di tempat ini."
Sementara itu, di balik layar, @HiddenEyes memperhatikan dengan intens. Farhan dan Nadia sudah mendekati pintu yang seharusnya tidak mereka buka. Tapi, yang paling menarik bagi @HiddenEyes adalah saat ia melihat sosok lain yang mulai bergerak mendekati mereka—Dr. Aditya.
“Oh tidak...,” bisik @HiddenEyes, matanya melebar melihat gerakan dokter tersebut yang semakin mendekati Farhan dan Nadia. Ia sadar bahwa jika Dr. Aditya menemukan mereka, maka semuanya akan berakhir sebelum dimulai.