Diary Kelabu Dokter Muda

Jiebon Swadjiwa
Chapter #38

Bab 38: Terbongkarnya @HiddenEyes

Hari itu, ruangan rumah sakit yang biasanya sunyi mendadak ramai. Televisi di ruang tunggu memutar berita terpanas di seluruh negeri: "Pemilik akun anonim @HiddenEyes ditangkap. David, seorang peneliti muda, diduga sebagai dalang di balik pengungkapan informasi ilegal mengenai kematian Anisa." Wajah David terpampang di layar, dan seketika suasana berubah hening.

Para perawat yang tadinya hanya sibuk dengan tugas harian mereka kini berdiri terpaku di depan layar. Obrolan di antara mereka terhenti, mata tertuju ke berita yang terus diputar ulang. Sementara itu, media sosial ramai dengan tagar #HiddenEyesTertangkap. Semua orang punya pendapat, ada yang merasa keadilan akhirnya ditegakkan, ada pula yang masih meragukan keterlibatan David dan penasaran dengan motif di balik tindakan tersebut.

Di pojok ruangannya, Nadia berdiri tertegun menatap layar televisi. Jantungnya berdegup kencang.

“David? Tidak mungkin… Bagaimana mungkin David adalah @HiddenEyes?” gumamnya, tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya.

Tubuh Nadia tiba-tiba terasa lemas. Bayang-bayang sosok David membanjiri pikirannya. Saat ia melihat David hadir di pemakaman Anisa dengan gerak-gerik mencurigakan, dan yang baru-baru ini, wajah David terlihat santai mengklarfikasi dan menanggapi berbagai pertanyaan soal isi diary Anisa tentang dia dan Sri.

Nadia berbicara sendiri dalam hati. “David… bagaimana mungkin kau bisa terlibat sejauh ini? Apakah semua ini benar?”

Rasa takut dan kebingungan melanda Nadia. Dia merasakan ada yang tidak beres, tapi berita di televisi terus mengungkapkan bukti-bukti yang memberatkan David. "Mereka pasti salah," pikir Nadia, mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Tapi keraguan itu tetap ada, menggantung seperti awan gelap di atas kepalanya.

***

Layar televisi memudar, dan penonton dibawa kembali ke kejadian sehari sebelum Anisa ditemukan tewas. Hari itu, di sebuah kafe kecil yang sepi, Anisa duduk di sudut ruangan dengan wajah murung. Di depannya, David tampak gelisah, bertanya-tanya mengapa Anisa menghubunginya mendadak.

Anisa akhirnya angkat bicara, "David, aku butuh bantuanmu." Suaranya terdengar berat dan putus asa.

David menatapnya, berusaha mencari kejelasan. "Bantuan apa? Apa yang terjadi, Nis?" tanyanya dengan nada cemas.

Anisa mengeluarkan sebuah buku dari tasnya, tampak lusuh dan penuh dengan catatan. Dia menyerahkannya kepada David dengan tangan gemetar. "Buku ini... tolong simpan. Jika sesuatu terjadi padaku, kau harus tahu apa yang ada di dalamnya."

David mengerutkan alis, bingung dengan sikap Anisa. "Apa maksudmu? Sesuatu terjadi? Kau dalam bahaya?"

Lihat selengkapnya