Diary Mia (The Story of being Human)

Oleh: Mia Ramadhini

Blurb

Kenapa setiap malam rasanya ramai,,

Segala ketakutan mulai menghampiri,,

Aku berdiam diri sambil merebahkan tubuh ini dalam lamunan, mengingat segala kejadian yang telah terlewati atau yang telah lalu, rasanya hari ini aku sedikit bersedih entah kenapa dipermalukan didepan orang banyak itu membuatku merasa paling menderita, menurutku dibentak atau ditanya dengan nada keras yang pertanyaannya menyudutkan, seolah-olah kesalahan itu mutlak salah kita adalah hal yang bisa membuat hati ini terhenyut untuk merasa sedih, rasanya aku ingin berlari mengadukan kesedihanku kepada ayahku, tapi aku tersadar kalo dia sudah tidak ada didunia ini lagi, belum berhasil mengatasi kesedihan tadi aku sudah mendapati isi kepala dengan pikiran-pikiran mengapa sedari dulu beberapa orang menyuruhku untuk bersembunyi?! katanya begini, hari ini temen saya mau datang kerumah jangan keluar-keluar yah tunggu aja didalam, tutup pintunya!! Pada akhirnya fikiran yang lain bermunculan teringat sang mantan yang selama empat tahun kita menjalin hubungan selalu menolak untuk share moment saat kita sedang bersama, alasan pertama karena dia sedang dalam masa tugas jadi ga usah upload aneh-aneh ujarnya, alasan kedua untuk apa umbar-umbar?! nikmati saja moment kebersamaan ini ga usah dishare, dan terus mendengar argumen-argumenya yang lain, sesekali mantan pernah upload moment kebersamaan tapi itupun karena aku yang sangat memaksanya, sampai ketika aku mengingat aku pernah meringik bagaikan seorang anak kecil yang ingin dibelikan mainan tapi tak kunjung dapat apa yang dia mau sungguh rasanya melelahkan dan menyebalkan, tapi setelah tersadarkan aku jadi mengerti bahwa ternyata diri ini mungkin tak cukup berarti haha, aku si naif si paling denial untuk berpikir positif. Memiliki memori yang mungkin sedikit mengganjal dipikiran akhirnya dewasa ini gue mulai bertanya-tanya apakah diri ini tak sebegitu layaknya untuk muncul dipermukaan bumi?! sampai mendapati moment ketika aku dimasukan kedalam shift malam dalam acara moment penting sebuah perusahaan aku merasa loohh apa ini aku lagi disembunyikan juga?!! heeemm lagi-lagi rasanya hati dan pikiran ini melelah untuk menerka-nerka, okeh baiklah jika mereka dengan sengaja tidak ingin berbagi moment dengaku atau aku tidak pantas dalam moment mereka maka aku akan membuat moment-momentku sendiri !! Aku sudah kehabisan tenaga untuk bertanya-tanya dengan diri ini, jika aku tidak sepenting itu maka aku akan pergi, aku bisa mencari kesenanganku sendiri, hidup ini sudah penuh dengan tangisan, dengan kegundahan, dengan harapan, dengan impian, maka aku akan melepaskan segala yang membelenggu pikiran ini, akan kulepaskan mimpi-mimpi ini, akan ku terbangkan segala cita-cita, angan-angan, khayalan yang memenuhi pikiran diangkasa, biar ku langitkan doa atas segala asa yang memenuhi jiwa agar semuanya tertuju kepada pemilik semesta, aku hanya berjalan dibawah naungan-Nya yang ku rasa akan tiba saatnya aku menjadi juara, mendapati diri ini berbahagia dengan tujuan dan karunia semesta yang diberikan. Ingatlah segala kesedihan yang mungkin selalu membalut hati akan sirna, ucapan-ucapan yang telah digemakan kepada sang pencipta tentu tidak akan ada yang sia-sia, semua menembus langit dan akan tertuju pada satu harapan besar yang semula mungkin kita sudah lupakan namun nyatanya semesta mulai bekerja menghargai langkah-langkah yang kelelahan, tangan-tangan yang kedinginan, dan dari mata yang berkaca-kaca. Setiap kali ditempa badai, at the end of the day pasti akan ada jiwa-jiwa yang merasakan kemenangan itu, entah bagaimana semesta bekerja pada akhirnya semua itu akan sampai pada waktunya, hanya perlu terus melangitkan kata-kata indah, percaya akan kekuatan doa, dan terus berupaya mencari keyakinan diri untuk terus melangkah bersama pikiran-pikiran yang ramai dan penuh, semua akan tetap berjalan sebagaimana mestinya, mengikuti keteraturan rangkaian peristiwa, maka sejatinya dunia ini fana, tujuan akhir dari kehidupan tak lain hanyalah mencari damai dan keberkahan didalamnya, berbagi suka cita bersama untuk berada terus dijalan-Nya, sungguh semua sudah diatur sedemikian oleh sang pencipta hingga kita tersadar jika esok atau lusa semua akan terlupa. . .

Lihat selengkapnya