Menjadi manusia adalah perjalanan panjang yang mungkin "unpredictable" mungkin saja harimu akan ceria, atau kau akan merasa sedikit badmood cuma gara-gara hal sepele yang terus mengganggu pikiran, atau kamu akan mendapati rasa debar didada ketika bertemu dengan si doi cuaakksss haha, atau kadang kau merasa kesepian, atau bahkan kau kadang justru menjadi manusia yang paling beruntung, yah apapun namamya mungkin kamu akan dirundung persoalan-persoalan duniawi yang kadang bahkan semua hal itu belum terjadi tapi kamu merasa seperti otakmu mau meledag rasanya…
Sulit membedakan apa ini afirmasi atau hanya memang kehaluan belaka, tapi yah begitulah rasa sensasi menjadi manusia, perasaan yang mudah berubah-ubah tak henti mewarnai hari-hari yang jika kita sadari sedikit hal-hal kecil banyak yang patut kita syukuri, tak jarang segala yang terjadi bisa langsung menyadarkan kita pada pelajaran-pelajaran hidup yang mungkin tidak kita temukan semasa kita menduduki bangku sekolah. Adapun ilmu-ilmu yang kita dapat waktu kita menjalani pendidikan akademis sangat berguna untuk kita mempunyai pola pikir yang sistematis dan terstruktural, untuk selebihnya justru pengalaman hidup dan keadaanlah yang membuat kita banyak belajar tentang arti dan makna hidup itu sendiri. Contohnya aku dibalik sikap cuek seolah tak peduli sekitar aku kerap justru memikirkan hal-hal rinci yang mungkin terlewatkan oleh manusia lainnya, kadang saking memikirkan semuanya diri ini justru terkungkung dalam rasa bersalah jika tidak melakukan hal yang bisa membuat orang lain bahagia nyatanya didunia ini kita memang tidak bisa menyenangkan setiap orang, dan setiap orang justru akan membuat kita semakin tersudut dengan segala tuntutan mereka yang dimana jika ditelaah lebih dalam sepertinya itu tidak ada kaitannya dengan kita sama sekali hanya kadang mereka menyeret kita untuk masuk kepermasalahan mereka untuk membuat mereka merasa lebih baik dari kita, sebenarnya kita tau mereka melakukan hal yang mungkin menjengkelkan kita dan terkesan memperdaya kita untuk mencapai tujuan mereka tanpa sedikitpun memikirkan kesuliatan yang kita alami atau masa bodo terhadap apa yang akan menimpa kita, mereka benar-benar hanya mementingkan apa yang terlintas dikepala mereka. Mau marah tapi rasanya hati ini enggan memiliki musuh bukan karena kita takut dengan mereka hanya saja kesal nanti jika suatu hari kita akan ada dimomen harus berkomuniaksi dan menjalin kerjasama karena yah sekali lagi dunia ini memang “unpredictable” mendapati hari-hari yang memuakkan kadang kita menangis sepanjang hari disudut kamar dan menyiksa diri dengan pertanyaan kenapa aku tidak bisa, kenapa aku seperti ini, kenapa kenapa kenapa?! Mengutuki diri seolah mereka yang memang pantas dan kita pantas mendapatkan perlakuan tidak adil ini, Kadang aku ingin menenggalamkan diri ini terbesit dalam lamunanku jika aku ingin pergi kesebuah tebing tinggi yang dimana dibawahnya ada lautan lepas dan aku rasanya ingin melompat tenggelam mengikuti arus air yang tidak tau akan membawa tubuh ini kemana?! Begitulah kira-kira jika aku sedang merasa tidak berdaya hanya bayangan kematian dan orang-orang yang kita cintai yang telah meninggalkan kita duluan, semua itu rasanya menduduki puncak hipotalamus dan mengisyaratkan tubuh ini untuk segera mencari tebing tinggi itu. Dan ketika diri ini berhasil melewati masa-masa suram terbitlah rasa bahagia yang kadang muncul justru dari hal-hal sederhana semisal ketika diri ini kelelahan akibat ulah diri dan memutuskan untuk membeli kopi tiba-tiba seruputan pertama dari rasa kopi itu seolah memerintahkan hipotalamus untuk segera mengeluarkan serotonin dan dopamin alhasil kadang setelah kita menangis sepuluh menit kemudian kita merasa bahagia dengan begitu saja, aneh yah kenapa semua bisa terjadi begitu saja, dan setelah itu kembali overthinking dan melakukan siklus berulang sampai pada akhirnya kita kadang bertanya apa yang kita cari sebenernya?!! Kenapa semua begitu merasa amat membosankan dan melelahkan, mencari-cari hal baru dan terus bergelut dengan isi pikiran yang disertai angan-angan tanpa batas!! Sungguh kadang tanpa berolahraga saja kita sudah merasa kelelahan, bahkan meski tubuh ini direbahkan lamunan itu membuat kita merasa seolah sudah menguras tenaga padahal jika dipikir ketika kita sedang melakukan hal itu kita merasa seperti kosong?! Heeemm harus bagaimana pada akhirnya kita menjalani hari esok? Masih adakah kejutan hidup yang akan membawa kita pada tujuan dan mimpi-mimpi kita?! Masihkan mungkin kita mendapati hal-hal indah yang sebelumnya belum pernah kita pikirkan?! Akankah hidup ini merubahku menjadi manusia yang aku damba-dambakan?! Akankan aku bisa sampai pada hal-hal yang ku impikan? Semesta sepertinya enggan memberi kisi-kisinya karena sepanjang hari kadang aku dibuat menyerah dengan keadaan!! Tuhan Tolong ingatkan aku pada alasan-alasanku dulu mengapa aku ingin sekali menjadi manusia?! Setelah aku akhirnya bertemu faraz sosok laki-laki yang aku samarkan namanya hanya aku yang tau nama asli dari laki-laki yang membuatku ingin sekali hidup dibumi ini, memaksa Tuhan untuk melahirkanku kedunia ini, yang dari setitik mani aku sudah dirancang hidup sebagai “fighter” dan dalam survival mode. Kadang terbesit dalam hidup ini untuk kembali memilih melewatkan part tidak ingin bertemu dengan sosok Faraz tapi nyatanya dia adalah sosok yang memaksaku untuk merayu Tuhan agar aku turun kebumi ini. Tapi sejauh ini part terindah dalam hidupku adalah melewati hariku bersamanya. Bagaimana aku bisa sedetikpun dalam hidup untuk tidak mengingatmu bahkan dari ketinggian grasberg mine namaku yang kau sebut dan itu kujadikan sebagai moment teridah dalam hidupku. Katanya begini cinta itu suatu hari akan pulang. Seseorang itu pernah menuliskan ini :
I Love You Mia Ramadhini dari Ketinggian Grasberg Mine + 4250 Mdpl