Diary Seorang Gadis Tunarungu

winda aprillia
Chapter #24

BAB 24. Aroma Cemburu

Di kampus ada kegiatan propeka. Sudah waktunya setiap UKM akan menampilkan promosinya di depan para mahasiswa baru. Setelah selesai promosi mereka berfoto-foto. Hanin tiba-tiba mengajak Feri untuk foto berdua karena mereka sedivisi. Sarah melihat mereka foto bersama tampak terlihat mesra. Sarah sangat kesal dan pergi begitu saja meninggalkan mereka di ruangan kesekretariatan.

Beberapa hari kemudian Sarah, Hanin, Feri, Tika, dan Arumi akan melakukan survey tempat untuk Diklat. Mereka menitipkan motornya di rumah Mbah. Sudah beberapa kali mereka setiap kali melakukan kegiatan di hutan selalu menitipkan motor atau barang di rumah Mbah. Mbah lalu memberikan mereka belut untuk diolah. Di malam harinya di depan api unggun. Sarah melihat Feri tiduran di pangkuan Hanin. Tika yang melihatnya lalu menepuk pundaknya.

"Sabar," kata Tika.

"Iya sabar kok. Lagian masih bukan siapa-siapa," jawab Sarah dengan kesal.

Tika dan Arumi mengompori Feri sambil bercanda. Feri tidak memperdulikan candaan mereka, tiba-tiba Feri bangun dan ingat sesuatu ternyata belut pemberian dari Mbah belum diolah. Kemudian Feri mulai membersihkan belut, setelah itu dibakar. Ketika belut sudah matang. Hanin, Tika, dan Arumi tidak ada yang mau dengan belutnya. Akhirnya hanya Sarah dan Feri yang mau memakannya. Mereka makan berdua sambil dibercanda dengan lainnya.

Ketika selesai survey, di basecamp ada tamu cowok dari mapala lain. Sarah menemani tamu tersebut dengan bercanda ngobrol santai sambil menunggu angkatannya datang. Ketika Feri melihatnya, dia seketika mengernyitkan keningnya. Feri tidak bisa menemaninya karena dia masih mencuci baju.

Keesokannya, Sarah di basecamp dengan seniornya yang bernama Icha. Sarah bernyanyi sambil diiringi gitar oleh Icha. Dia bernyanyi lagu Aku Suka Dia - Ainan Tasnem. Feri disana juga mendengar nyanyian Sarah. Akhirnya Feri merespon nyanyian Sarah dengan menyanyikan lagu Dia - Anji. Kode-kode yang mereka terima akhirnya semakin jelas dan memahami satu sama lain. Pada saat mereka berduaan dan dimulailah percakapan singkat.

"Mas. Kapan?" tanya Sarah sambil malu-malu menutup wajahnya.

"Sabar ya. Tunggu selesai kepengurusan kamu. Biar tidak menggangu kesibukan kamu di organisasi," jawab Feri sambil tersenyum.

"Janji,?" tanya Sarah memastikan sambil mengeluarkan jari kelingkingnya.

"Janji," jawab Feri melingkarkan jari kelingkingnya.

Setelah beberapa bulan kemudian, banyak sekali rintangan-rintangan yang mereka hadapi. Dimulai dari hubungan mereka ada yang tidak menyukainya, cibiran-cibiran berbagai belah pihak dan mantan Feri berbicara kepada Sarah tentang keburukan Feri. Sarah tidak percaya akan perkataan mantannya. Dia percaya pada keteguhan hatinya bahwa Feri bukanlah sosok yang seperti itu.

Tiba-tiba Sarah iseng membuka isi percakapan grup di angkatan Feri. Seketika Sarah kaget, dia menemukan percakapan senior cewek yang membuatnya sangat emosi dan tidak terima bahwa seniornya telah memfitnah Risa. Sedangkan seniornya adalah seseorang yang sangat dipercaya oleh Sarah. Spontan Sarah langsung screenshot lalu dikirimkan ke grup angkatannya. Dalam sekejap suasana berbeda. Tiba-tiba Feri mengembalikan handphone yang diberi Sarah. Handphone yang sudah lama tidak dipakai takutnya mati lalu dia berikan ke Feri. Feri salah paham terhadap Sarah. Sarah mencoba untuk berbicara kepadanya tapi Feri hanya diam, matanya tampak berkaca-kaca. Feri langsung pergi memasuki ruangan kosong. Seketika Sarah menyadari atas perbuatannya. Dia melakukan seperti itu karena dia tidak terima salah satu angkatannya dijatuhkan nama baiknya. Risa termasuk anak yang baik dan berada. Siapapun pasti marah orang yang dipercaya tiba-tiba memfitnahnya. Sarah rencana mau pergi meninggalkan Feri. Tapi Sarah sadar, kalau seandainya dia pergi begitu saja itu sama saja lari dari masalah. Akhirnya Sarah langsung kembali menemui Feri. Sarah melihat Feri sedang menangis. Sarah berusaha menenangkannya.

Lihat selengkapnya