Keesokan harinya, Feri tiba-tiba selama 2 hari sulit dihubungi. Dichat tidak dibalas dan ditelpon tidak diangkat. Membuat Sarah bingung dan kepikiran takut Feri kenapa-kenapa. Seketika Sarah menangis, tidak biasanya Feri seperti itu. Pada malam harinya Sarah bermimpi.
Di malam hari Sarah berada di suatu tempat dengan Risa. Disana ramai sekali terdapat pasar malam dan tenda. Sarah sempat menelpon Feri tapi dia sama sekali tidak dapat dihubungi. Sarah melihat dibalik tubuh cowok itu seperti Edo, ketika Sarah dan Risa akan pergi ke pasar malam dan melewati nya, Sarah ingin berbicara kepada Edo. Ketika Sarah memegang pundaknya, cowok itu menoleh. Ternyata Sarah salah orang.
"Maaf. Aku kira orang yang aku kenal," kata Sarah.
"Tidak apa-apa kok mbak." kata cowok itu.
ketika Sarah akan diajak mengobrol oleh cowok itu, Sarah menolak karena dia kepikiran dengan Feri. Sarah dan Risa segera pergi masuk pasar untuk membeli makanan tradisional. Setelah itu menuju ke tempat dekat tenda. Ternyata cowok tersebut mengikuti Sarah, dia ingin berkenalan. Tiba-tiba cowok itu ingin jadian dengan Sarah. Sarah bingung tidak bisa berkata apa-apa. Seketika dari kejauhan ada Mas Abdul seniornya dan Tika datang menghampiri Sarah.
" Sarah, cepat kesana. Feri sedang sakit," kata Mas Abdul dengan wajah muram.
"Apa kok bisa," kata Sarah syok.
Sarah langsung bergegas menuju ke tenda kesehatan. Ketika dia masuk, ternyata sudah ada cewek, Sarah tidak mengenal sama sekali cewek itu karena wajahnya tertutup dengan rambut. Tapi Feri memanggilnya Sarah.
"Cewek itu ternyata namanya Sarah sama dengan ku," batin Sarah. "Mas, ini aku Sarah," kata Sarah sambil menangis.
"Siapa kamu?" tanya Feri.
Feri tidak mengenal Sarah yang asli dan tidak menggubrisnya. Ketika perawat memperbolehkan Feri kembali ke tenda. Sarah langsung membopong feri. Sarah palsu juga membopong feri disebelah kirinya.
"Mas sadarlah, ini aku Sarah," kata Sarah berusaha mengingatkannya saat bersama dulu.