Bab 2 - Sarapan
Nuh Atmaja kembali tidak lama kemudian dengan kaus putih dan celana olahraga putih, kaos itu diletakkan di dalam celana nya.
Membuat penampilan nya yang awalnya terlihat seperti pemalas menjadi semakin culun.
“Nak, jika kamu mengenakan kacamata milik ibu, aku yakin kamu akan semakin terlihat bagus”
Rajeng Ayu tertawa dan menggoda pemampilan putranya.
Nuh Atmaja memutar matanya kearah ibunya ketika dia mendengar itu.
Duduk di kursi dia mulai menyantap makanan bergizi di atas meja.
“Kamu sudah menyiapkan semua nya untuk hari ini?”
Rajeng Ayu bertanya.
“Hmm, papan nama dari kertas, topi kerucut, apa? Tidak ada lagi, kupikir hanya itu yang diminta sekolah untuk kami bawa.”
Nuh Atmaja berkata sambil mengunyah dan berpikir.
“Kamu yakin? Jangan sampai kamu melupakan nya ketika kamu sudah sampai di sekolah!”
Ibunya mengingatkan Nuh Atmaja.
“Hmm…”
Nuh Atmaja menghentikan tangan nya yang sedang makan, dan mulai berpikir.
“Benar-benar tidak ada yang lain, untuk hari pertama itulah yang mereka katakan.”
Setelah berpikir lama, Nuh Atmaja benar-benar merasa tidak ada yang lain.
“Baiklah, kalau begitu! Ibu akan menyiapkan makan siang untuk kamu bawa.”
“Oh, benar! Mereka juga memerintahkan hal itu.”
Nuh Atmaja tiba-tiba teringat.
“Apa?”
Ibunya bertanya dengan bingung.