Bab 3 - Masa Lalu Sekolah
“Banyak hal yang terjadi di sana, dan itu selalu merupakan hal buruk.”
Rajeng Ayu mengerutkan kening sambil duduk di sofa dan mengingat kembali saat-saat itu.
“Ibu akan menceritakan beberapa kejadian yang cukup terkenal saja kali ini. Dulu pernah ada gempar di seluruh kecamatan ini, seorang guru mencabuli murid nya di sekolah tersebut”
Rajeng Ayu menggenggam tangan putranya dan mulai bercerita.
“Pemerkosaan?”
Nuh Atmaja bertanya dengan kening yang juga berkerut.
“Ya, tapi bukan hanya itu, kejadian nya tidak berhenti disana. Setelah di perkosa, entah kenapa murid tersebut tidak pernah mengaku atau mengadu kepada orang lain, pada akhirnya dia terus menerus di perkosa sampai hamil.”
Kata Rajeng Ayu.
“Hah? Tidak, ibu menurutku jika dia sudah sampai hamil, pada akhirnya apakah itu masih pemerkosaan?”
Nuh Atmaja merasa itu tidak masuk akal.
Tidak masalah di awal, mungkin murid perempuan tersebut di ancam atau semacam nya.
Tapi, jika hal itu sudah terjadi terus menerus dan dia masih tidak memberi tahu siapapun, bukankah pada akhirnya berubah menjadi dua orang yang sama-sama mau?
“Yah, begitulah. Ibu juga tidak tahu, tidak, tidak ada yang tahu alasan sebenarnya kenapa tidak tidak pernah memberi tahu siapapun atau melapor kepada guru atau polisi, karena murid itu sudah meninggal. Dia meninggal ketika melahirkan.”
Rajeng Ayu berkata dengan wajar muram.
“Meninggal saat melahirkan?”
Nuh Atmaja membuka matanya lebar-lebar karena terkejut.
“Benar.”
Rajeng Ayu mengangguk dan melanjutkan.
“Tapi bukan di situ masalah utamanya, masalah utamanya adalah murid perempuan itu melahirkan di toilet wanita, di sekolah tersebut, di sekolah mu!”
Rajeng Ayu mengatakan seusuatu yang sangat menakutkan di pagi hari seperti ini.
“Ibu, kamu tidak bercanda bukan? Ini bukan legenda atau rumor? Tapi benar-benar terjadi?”
Nuh Atmaja menelan ludah nya ketika mendengar cerita ibunya.