DIARY SMA KU

-
Chapter #4

ARCH 1 - Bab 4

Bab 4 - Pria bernama Rindo

Di belakang dia tidak melihat para senior itu mulai memperhatikan kehadiran putranya yang baru datang dan mulai berteriak padanya.

“Hei, siswa baru!! Percepat langkah mu, jangan berlari seperti perempuan!! Siapa namamu? Huh? Kamu dari kelompok burung? Cepat… cepat!!! Kelompok mu sudah berkumpul semua, kamu yang terakhir datang. Apa yang kamu lakukan?! Kamu meremehkan kata-kata kami bukan?! Bukankah sudah kami peringatkan untuk datang lebih. BERGERAK LEBIH CEPAT!!!”

Para senior itu terus berteriak dan membentak.

Nuh Atmaja sedikit mengerutkan kening, karena ketika dia sudah sampai di depan gerbang dan akan masuk, salah satu senior itu mendorong nya dengan keras.

Walau itu tidak membuat nya jatuh atau semacamnya, tapi dia tetap kesal.

“KENAPA?! Kamu tidak senang?! Tidak senang melihat kami?! Melihat kemana matamu?! Cepat pergi dan cari sendiri kelompokmu!!”

“Jika kamu tidak menemukan kelompokmu, aku akan membiarkan kamu berdiri di tengah lapangan, di depan semua orang!! Biarkan semua orang dan guru tahu, siswa sepertimu yang tidak taat dan suka melanggar aturan, siswa seperti kalian tidak pantas berada di sekolah kami.”

Senior laki-laki melihat Nuh Atmaja menatap ke arahnya dan mengerutkan kening setelah dia mendorong nya, langsung marah dan berteriak ke arah Nuh Atmaja.

Salah satu teman nya juga ikut berteriak dan membentak, bahkan mengatakan sesuatu yang cukup keterlaluan.

Dua orang itu cukup tinggi dan terlihat kasar.

Para siswa baru yang baru datang, melihat kejadian itu dan memperlambat langkah mereka.

Mereka juga sepertinya tidak suka dengan para senior ini.

Mungkin jika benar-benar terjadi perkelahian mereka tidak akan segan ikut campur dan memukuli dua senior laki-laki tersebut.

“Hei, sudah. Kenapa kamu masih di sini? Sudahlah pergi ke barisan!”

Seorang senior perempuan, melihat Nuh Atmaja terlihat tidak senang, dan masih berdiri diam di tempat nya menatap kedua senior itu, mungkin takut konflik benar-benar terjadi, dia mengingatkan Nuh Atmaja untuk pergi.

Sepertinya dia juga cukup tidak menyukai tindakan berlebihan.

Nuh Atmaja sekali lagi melihat wajah kedua orang itu, dan kemudian berbalik.

“Rio, jangan lakukan itu. Kamu cukup berlebihan.”

Lihat selengkapnya